Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, baru saja berlalu. Namun masih ada fakta-takta menarik yang tersisa di balik even olahraga sejagat ini.
Prestasi legenda renang Michael Phelps mungkin tak akan terlewati oleh atlet manapun. Atlet asal Amerika Serikat itu menorehkan rekor sebagai peraih medali emas terbanyak dalam sejarah Olimpiade, yakni 23 medali emas.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (23/8/2016), 23 medali emas tersebut diraih Phelps dalam empat Olimpiade. Tak hanya itu, ia juga mendapatkan tiga perak dan dua perunggu. Olimpiade Rio 2016 menandai akhir penampilan Phelps di dunia renang.
Di dunia atletik, pelari Jamaika Usain Bolt juga mengukir nama sebagai pelari cepat terbaik dalam sejarah Olimpiade. Atlet berjuluk Si Petir ini meraih "treble-treble" dengan memborong medali emas di tiga nomor lari cepat pada tiga even Olimpiade berturut-turut. Bolt mengoleksi sembilan medali emas.
Advertisement
Sementara itu, pelari Inggris Mo Farah menjadi yang terbaik di nomor lari jarak jauh. Farah meraih medali emas di nomor 10 ribu dan 5 ribu meter.
Perolehan ini membuat pelari muslim keturunan Somalia ini meraih "double-double" dengan mengoleksi empat medali emas di dua pentas Olimpiade. Farah mengikuti jejak pelari Finlandia Lasse Viren yang meraih empat medali emas di Olimpiade Munchen 1972 dan Montreal 1976.
Selain itu ada pula penghargaan terhadap peraih medali. Singapura menjadi pemberi penghargaan tertinggi bagi peraih medali emas, yakni sebesar 753 ribu dolar atau setara hampir Rp 10 miliar.
Jumlah ini dua kali lipat dari Indonesia yang menempati posisi kedua. Amerika Serikat yang menjadi juara umum memberi hadiah Rp 330 juta untuk medali emas.
Sedangkan Inggris, meski berada di peringkat kedua, menjadi satu-satunya negara yang tak memberikan hadiah bagi para atletnya. Alasannya, untuk memupuk jiwa nasionalisme warganya. Para atlet harus terpanggil dengan kesadaran sendiri untuk mengharumkan nama bangsa.