Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan meski kemerdekaan Indonesia sudah berusia 71 tahun, kemerdekaan pers ternyata baru masuk tahap usia ABG atau anak baru gede.
"Sudah 71 tahun Indonesia merdeka. Namun, kita baru merayakan kemerdekaan pers Indonesia dalam angka yang sebaliknya, yaitu ke-17, seiring lahirnya UU No 40 Tahun 1999. Dalam hitungan umur manusia, pers kita sebaya usia ABG, Anak Baru Gede," ujar Lukman di acara ulang tahun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Jumat, 26 Agustus 2016.
Menurut Lukman, dari sekian banyak organisasi wartawan, ia memiliki penilaian tersendiri untuk AJI yang sudah 22 tahun turut serta membangun pers Indonesia.
Advertisement
"Saya mengenal AJI sebagai sekumpulan jurnalis yang teguh dan setia untuk bersikap merdeka. Organisasi jurnalis yang berani terbuka ketika yang lain menutup mata. Enggan bungkam ketika penguasa mencengkeram. Dan yang berani bersuara berbeda ketika yang lain membebek saja," kata Lukman.
Ia berharap organisasi wartawan yang memiliki 36 cabang di seluruh Indonesia itu kukuh menegakkan etika. Menurut Lukman, saat ini profesi jurnalis rentan dilecehkan. Kekritisan anggota AJI, kata Lukman, dibarengi dengan karyanya cukup berkualitas dan tentu saja anti-amplop.
"Acara ini sekaligus mengingatkan saya agar menyapa kembali saudara-saudari para pejuang perubahan di era menjelang dan ketika Reformasi. Semoga semangat untuk berubah menjadi lebih baik dapat berlanjut dari generasi ke generasi," kata dia.
Meski AJI dianggap pelopor pers, Lukman mengingatkan bahwa kemerdekaan pers yang masih labil, tak boleh dipandang sebelah mata. Lazimnya ABG, kata Lukman, ada positif dan negatifnya. "ABG itu semangatnya membara, tapi kadang tak tentu arah menggelora," kata dia.
"Ingin bebas tanpa batas, padahal tatanan masyarakat sedemikian jelas. Berpikir hal-hal besar, tapi mungkin lupa hal mendasar," ucap Lukman.
Lukman tahu, AJI sudah melalui masa-masa ABG. Dia berharap AJI Iebih dewasa, sehingga mampu memaknai setiap kemerdekaan dengan lebih proporsional.
"Marilah kita menyadari bahwa kemerdekaan atau tegasnya kebebasan adalah hak dan metode, bukan tujuan akhir. Merdeka adalah jalan yang harus kita pilih untuk mewujudkan cita-cita bersama," ucap Lukman.