Liputan6.com, Jeddah - Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Ahmad Dumyati Basari memastikan proses distribusi gelang elektronik kepada jemaah haji Indonesia akan rampung sebelum puncak haji, yaitu 9 Dzulhijjah 1437 H atau 10 September 2016. Gelang tersebut dicetak oleh kantor urusan haji Indonesia atas rekomendasi pemerintah Arab Saudi.
"E-bracelet sudah tercetak lebih dari 203 kloter. Terdistribusi kepada jemaah 184 kloter," ujar Dumyati di Jeddah, Arab Saudi, Minggu (288/2016)
Ia mengungkapkan, dalam sehari pihaknya dapat mencetak gelang elektronik untuk 25 kloter. Untuk itu Dumyati optimistis, sebelum masa puncak haji semua jemaah haji Indonesia sudah mengenakan gelang tersebut. "Sebelum closing date, insya Allah sudah selesai semua," ucap dia.
Advertisement
Closing date merupakan waktu terakhir calon jemaah haji memasuki Mekah. Ini menyusul persiapan jemaah untuk menunaikan ibadah wukuf di Arafah dan lontar jumrah di Mina.
Dimyati mengakui program tersebut belum tersosialisasi dengan baik kepada kantor misi haji. Sedangkan untuk biaya operasional gelang tersebut yaitu seharga 1,4 riyal atau sekitar Rp 5.000
Rencana penerapan gelang pada tahun ini sudah diketahui sejak Maret 2016. Namun begitu, beberapa negara masih belum juga mencetaknya lantaran minim sosialisasi.
"Gelang ini juga berbarengan dengan pengurusan visa yang belum lancar, jadi belum menjadi atensi kebanyakan misi haji, bahkan misi haji Thailand, Malaysia masih belum mencetak," ujar Dumyati.
Gelang elektronik ini terbuat dari kertas yang mengandung bahan plastik. Di gelang tersebut tercantum nama, nomor paspor, dan maktab jemaah. Selain itu terdapat quick respons code dan barcode.
Kebijakan itu diberlakukan setelah terjadinya musibah crane jatuh dan insiden Mina yang menelan korban jiwa saat jemaah dari seluruh negara berdesakan melontar jumrah.
Jauh sebelum itu, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan gelang khusus bagi jemaah haji Indonesia. Gelang yang terbuat dari logam itu berisi nama, nomor paspor, embarkasi, asal negara serta simbol Merah Putih serta Garuda Pancasila.
Selain gelang identitas, jemaah haji Indonesia juga diberikan gelang rekam kesehatan jemaah risiko tinggi. Gelang warna merah dipakai oleh jemaah risiko tinggi yang memang punya penyakit serius dan segera ditangani.
Kemudian, Gelang berwarna kuning dipakai oleh jemaah haji risiko tinggi yang mempunyai riwayat penyakit gampang jatuh dan gelang warna hijau digunakan untuk jamaah haji risiko tinggi yang mempunyai penyakit ringan.