Liputan6.com, Jakarta Kasus perampokan sekaligus penyanderaan di rumah mewah di Jalan Bukit Hijau IX, Nomor 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu lalu 3 September 2016 digagalkan polisi. Meski para perampok membekali dengan perlengkapan mewah, bukan jaminan aksinya berhasil.Â
AJS merupakan otak perampokan di rumah Asep Sulaiman ini. ‎Pria yang juga pernah bekerja di Exxon Mobil sebagai sekuriti itu merelakan mobil mewahnya Toyota Fortuner sebagai sarana perampokan. Bahkan, senjata api (senpi) yang digunakan untuk merampok ia beli seharga Rp 160 juta dari kantong pribadi.
"AJS ini ngakunya beli senjata apinya secara ilegal seharga Rp 160 juta," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F Kurniawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat 9 September malam.
Advertisement
Hendy mengungkapkan, saat ini pihaknya masih menelusuri dari mana AJS mendapatkan senjata api jenis Walter PPK beserta beberapa butir peluru ‎AK 43 Kaliber 7,65 mm itu. Senjata api laras pendek itu mirip senjata yang digunakan karak‎ter utama film agen rahasia 007, James Bond.
"Pengakuan belinya pakai uang yang bersangkutan (AJS). Ini kami masih dalami, apa betul membeli apa meminjam dari seseorang," jelas dia.
Dalam kasus ini polisi telah menangkap lima perampok yakni, AJS, S, RHN alias H, SAS, dan S alias C. Komplotan perampok itu dijerat Pasal 333 KUHP tentang Penyekapan, Pasal 35 jo 365 KUHP tentang Perampokan, Pasal 170 KUHP, Pasal 335 KUHP, dan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api.
Aksi perampokan dan penyanderaan di rumah mewah Jalan Bukit Hijau IX, Nomor 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu lalu ini memang menjadi perhatian publik karena penuh drama. Pelaku yang sudah masuk ke rumah Aesp sejak pagi, gagal melakukan aksinya karena terkepung polisi.
‎Sadar posisinya terjepit, para penjahat itu pun berdamai dengan korbannya. Mereka membuat skenario seolah-olah tidak ada perampokan. Padahal, berbagai keterangan dan bukti menunjukkan bahwa peristiwa tersebut murni perampokan.
‎Anehnya, pelaku sempat melakukan sejumlah aktivitas di rumah tersebut, seperti makan bersama, memijit kaki Asep, salat zuhur berjamaah, hingga menangis. Namun pada akhirnya, para perampok itu diringkus polisi tanpa perlawanan.