Pesan Wukuf Menteri Lukman: Jangan Bangga Menyandang Gelar Haji

Kemabruran haji tergantung dari perilaku individu dalam mengamalkan kebenaran, kebaikan, dan kedamaian dalam kehidupan sosial.

oleh Muhammad Ali diperbarui 11 Sep 2016, 19:02 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2016, 19:02 WIB
Wukuf di Arafah
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khotbah wukuf di Arafah, Mekah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Muhamad Ali)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin membeberkan ciri-ciri haji yang diterima oleh Allah SWT. Pesan itu disampaikan pada sambutan khutbah wukuf di Arafah, Mekah, Arab Saudi.

"Kemabruran haji dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu hablum minallah (hubungan manusia dengan Tuhan) dan hablum minannas (hubungan antarmanusia dengan manusia lainnya)," ujar Menteri Lukman, Minggu (11/9/2016).

Ia menjelaskan dalam konteks hablum minallah, kemabruran haji tercermin dari meningkatnya keimanan, ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Sedang dalam konteks hablum minannas, kemabruran haji tercermin dari semakin meningkatnya keshalehan sosial.

Kemabruran haji, lanjut dia, sangat tergantung dari perilaku individu dalam mengamalkan dan menebar kebenaran, kebaikan, dan kedamaian dalam kehidupan sosial.

"Karena itu, sekembali dari Tanah Suci, janganlah berbangga telah menyandang gelar haji mabrur atau ibadah kita telah tuntas," pesan Menteri Lukman kepada jemaah haji yang hadir di Masjid Tenda Misi Haji Indonesia.

Sebaliknya, jemaah harus sadar untuk mengamalkan nilai dan makna ibadah haji yang telah ditunaikan di Tanah Suci. Pribadi mabrur, kata Lukman ditandai oleh sikap cinta dan solidaritas yang tinggi terhadap sesama, saling menghargai dan saling toleransi terhadap perbedaan.

"Ini sejalan dengan pesan Rasulullah dalam khotbah wada’ (khotbah terakhir) 14 abad silam, yang perlu kita kedepankan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia," ucap politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya