Ahli Toksikologi Kimia: Indikasi Jenazah Kena Sianida Lebam Merah

Budiawan menjelaskan, lebam khas warna merah itu akibat efek kimia sianida yang mengikat zat besi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Sep 2016, 12:08 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2016, 12:08 WIB
Ayah Wayan Mirna Salihin
Ayah Wayan Mirna Salihin dalam sidang Jessica Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Liputan6.Com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta Sidang kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, hari ini kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Agenda sidang kali ini, kubu Jessica Wongso, menghadirkan ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia, Budiawan.

Dalam keterangannya, Budiawan menuturkan, mayat yang terkena sianida akan terlihat lebam berwarna merah.

"Jadi, mayat yang terkena sianida akan mempunyai lebam khas. Lebam itu akan berwarna merah," ucap Budiawan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016).

Budiawan menjelaskan, lebam khas warna merah itu akibat efek kimia sianida yang mengikat zat besi. Sehingga menyebabkan oksigen di dalam tubuh hilang.

"Ini kan mengikat zat besi kemudian kehilangan oksigen. Jadi mayatnya mempunyai lebam yang khas, lebam warna merah itu," kata dia.

Selain itu, menurut Budiawan, seharusnya sianida di dalam tubuh bisa ditemukan di mana saja, lantaran terikat dalam zat besi dan tak mudah hilang.

"Sianida tidak mudah hilang begitu juga. Dia terikat pada zat besi," pungkas Budiawan.

Wayan Mirna Salihin meninggal setelah menenggak es kopi Vietnam yang diduga mengandung racun sianida di Kafe Olivier, Jakarta Pusat, pada Rabu 6 Januari 2016.

Dalam kasus tersebut, Jessica Wongso ditetapkan sebagai terdakwa tunggal, dengan tuduhan pembunuhan berencana karena meracuni Mirna Salihin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya