Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan menggelar pertemuan Kerjasama Lintas Agama atau Interfaith Cooperation pada 25-28 Januari di Jakarta.
Pertemuan ini merupakan wadah untuk mengembangkan saling pengertian antara para tokoh lintas agama kedua negara. "Pertemuan ini merupakan kerjasama lintas agama yang pertama antara kedua negara, walaupun pertukaran informasi mengenai kehidupan beragama di masing-masing telah dilakukan sejak 1970," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah di Jakarta, Jumat (22/1), seperti yang dikutip ANTARA.
Faiza menyebutkan, pertemuan tersebut akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pada 25 Januari 2010 di Gedung Pancasila, dan akan dihadiri para tokoh dari berbagai latar belakang agama dan keyakinan, para pemikir, masyarakat madani serta akademisi.
Pertemuan pertama tersebut, ujarnya, juga akan menjadi awal untuk membahas mekanisme kerjasama yang akan dilakukan dan metode untuk mengembangkan saling pengertian. "Mereka akan mendiskusikan antara lain mengenai kerjasama dalam hal pemberdayaan para kaum moderat, mengatasi stereotypes yang negatif, dan
mempromosikan kerukunan antarperadaban," katanya.(YUS)
Pertemuan ini merupakan wadah untuk mengembangkan saling pengertian antara para tokoh lintas agama kedua negara. "Pertemuan ini merupakan kerjasama lintas agama yang pertama antara kedua negara, walaupun pertukaran informasi mengenai kehidupan beragama di masing-masing telah dilakukan sejak 1970," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah di Jakarta, Jumat (22/1), seperti yang dikutip ANTARA.
Faiza menyebutkan, pertemuan tersebut akan dibuka oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pada 25 Januari 2010 di Gedung Pancasila, dan akan dihadiri para tokoh dari berbagai latar belakang agama dan keyakinan, para pemikir, masyarakat madani serta akademisi.
Pertemuan pertama tersebut, ujarnya, juga akan menjadi awal untuk membahas mekanisme kerjasama yang akan dilakukan dan metode untuk mengembangkan saling pengertian. "Mereka akan mendiskusikan antara lain mengenai kerjasama dalam hal pemberdayaan para kaum moderat, mengatasi stereotypes yang negatif, dan
mempromosikan kerukunan antarperadaban," katanya.(YUS)