Ahli Psikologi Jessica: Orang Menunggu Tidak Ada yang Tenang

Ahli psikologi Agus Mauludi menjadi saksi pihak Jessica pada persidangan di PN Jakarta Pusat.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 20 Sep 2016, 05:29 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2016, 05:29 WIB
20160815- Ekspresi Jessica Saat Mendengar keterangan Saksi Ahli Psikologi-Jakarta- Johan Tallo
Jessica Kumala Wongso bersama kuasa hukumnya saat menjalani sidang lanjutan di PN Jakarta Pusat, Senin (15/8). Sidang tersebut dengan agenda pendengaran Saksi ahli psikologi klinis Antonia Ratih Handayani. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Saksi ahli psikologi Agus Mauludi mengatakan, setiap orang bisa saja merasa dan berperilaku gelisah saat sedang menunggu. Apalagi saat tengah menunggu teman lama.

Pernyataan itu dikeluarkan Agus saat jadi saksi sidang Jessica terkait rekaman CCTV Kafe Oliver yang memperlihatkan Jessica Kumala Wongso diduga tengah gelisah ketika menanti kedatangan Wayan Mirna Salihin dan Hanie Juwita Boon.

Mata yang diduga melihat ke arah CCTV sampai gerakan mondar-mandir Jessica, kata Agus, bisa juga terjadi dengan orang lain saat sedang menunggu.

"Karena (dia) menunggu. Dari survei manapun kalau ada orang yang menunggu nggak ada yang tenang. Orang nunggu gajian juga nggak ada yang tenang. Orang nggak enak kok itu (menunggu)," kata Agus di PN Jakarta Pusat, Senin 19 September 2016 malam.

Kuasa hukum Jessica, Yudi Wibowo bereaksi dengan melontarkan pertanyaan soal apakah keilmuan psikologi dapat menilai atau melihat dengan jelas orang baik atau tidak dari sikap yang ditunjukkannya.

"Bisa nggak psikologi menilai baik buruknya seseorang? Ada studinya nggak mengenai itu," tanya Yudi.

"Ya mesti ada studi dulu behavior (perilaku) baik apa, behavior (perilaku) tidak baik apa," jawab Agus.

"Karena Jessica itu dinilai tidak baik terus, segi baiknya tidak pernah ditampilkan. Begitupun seperti yang dikatakan ahli-ahli sebelumnya," timpal Yudi lagi.

"Bapak jangan sembarangan dong, psikolog sebelumnya juga teman-teman saya," ujar Agus.

"Memang begitu kenyataannya," ujar Yudi lagi.

"Ya mungkin karena manusia. Kalau ada 1.000 perbuatan baik tapi ada satu yang nggak baik ya yang diinget nggak baiknya. Namanya juga manusia," jawab Agus.

Sementara menyambung pertanyaan kuasa hukum, salah satu Jaksa Penuntut Umum pun kembali menegaskan soal apakah menunggu masuk ke dalam kategori perilaku yang dapat mengarah kepada tindakan. Terlebih ke arah tindak pidana.

"Apakah menunggu bisa jadi behaviour?," tanya JPU.

"Menunggunya itu yang tidak enak, tapi kalau perilakunya apa ya kan itu bisa banyak macam- macamnya. Bisa dia mondar-mandir, ada yang main gadget. Ya banyak perilakunya," jawab Agus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya