Status Barujari Jadi Waspada, Ratusan Pendaki Masih di Atas

Abu vulkanik tipis dari anak gunung Rinjani itu menyebar ke banyak tempat karena angin cukup kencang.

oleh Moch Harun SyahHans BahananDewi Divianta diperbarui 28 Sep 2016, 00:20 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2016, 00:20 WIB
7 Kali Meletus, Abu Gunung Barujari Hujani 7 Desa
Gunung meletus (ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - Anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari kembali meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi 2000 meter. Gunung yang terletak di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, itu diketahui meletus Selasa sore sekitar pukul 14.45 Wita.

Aktivitas vulkanik Gunung Barujari meningkat dengan amplitudo sebesar 52 milimeter dengan melontarkan abu vulkanik yang mengarah atau condong ke arah barat daya. Berdasarkan hasil analisis, instrumental dan mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka PVMBG menaikkan status Gunung Rinjani dari Normal Aktif (Level I) menjadi Waspada (Level II).

"Terhitung mulai pukul 15.00 Wita. Selanjutnya pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi tingkat aktivitas Gunung Rinjani," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (27/9/2016) malam.

Ia melanjutkan, bahwa rekomendasi PVMBG, agar masyarakat di sekitar Gunung Rinjani dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas di dalam kaldera Gunung Rinjani dan di dalam radius 3 km dari kawah Gunung Barujari yang berada di dalam Kaldera Gunung Rinjani. Namun diketahui masih ada ratusan wisatawan berada di atas saat gunung meletus.

"Saat meletus tadi siang diperkirakan terdapat 389 wisatawan dan pengunjung masih berada di Gunung Rinjani. Informasi sementara dari Seksi Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sejak 25-27 September 2016 terdapat 389 wisatawan, yaitu 333 wisatawan mancanegara dan 56 wisatawan lokal yang dilaporkan melalui pintu Sembalun," Sutopo membeberkan.

Sutopo menerangkan, saat ini BPBD Provinsi NTB bersama BPBD Lombok Timur, TNGR, Kepolisian, Pos Pengamatan Gunung Rinjani, dan relawan masih melakukan koordinasi untuk mengetahui kondisi wisatawan atau pengunjung yang masih berada di gunung.

Meski begitu, pasca letusan tadi siang kondisi Bandara Internasional Lombok tetap berjalan normal. Abu vulkanik tipis dari anak gunung Rinjani itu menyebar ke banyak tempat karena angin cukup kencang. Aktivitas masyarakat tetap normal.

"Dengan adanya rekomendasi di dalam radius 3 km harus dikosongkan maka semua wisatawan dan pengunjung harus keluar," juru bicara BNPB itu memungkasi.

Bandara Lombok Masih Beroperasi

Adapun letusan anak gunung Rinjani, Gunung Baru Jari di Lombok Timur, NTB, belum berdampak pada penerbangan di Bandara International Lombok. General Manager Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok (BIL) I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, kondisi penerbangan baik dari dan menuju Lombok masih berjalan normal seperti biasanya tanpa ada penutupan.

"Belum ada (penyesuaian penerbangan), kita masih monitor perkembangan," ujar Ardita Selasa, 27 September 2016.

Ia menambahkan, saat ini pihak Angkasa pura terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait dampak yang ditimbulkan akibat Gunung Baru Jari tersebut.

"Kita masih koordinasi dengan BMKG, tapi intinya belum ada dampak ke kita," ia menambahkan.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum mengatakan abu vulkanik letusan Gunung Baru Jari saat ini condong menuju ke arah barat daya.

Karena itu Ia meminta masyarakat Kota Mataram, waspada dengan mempersiapkan masker sebab abu letusan tersebut diperkirakan mencapai Kota Mataram. "Untuk itu diharapkan mempersiapkan masker jika ada tanda tanda hujan abu," kata dia.

Stok masker di Gudang BPBD NTB sebanyak 55.000 lembar di Dinas Kesehata NTB 250.000 lembar. Saat ini pihak BPBD terus berkoordinasi dengan BPBD Lombok Tengah, BPBD Lombok Timur dan juga BPBD Lombok Utara untuk mengantisipasi kondisi terburuk dampak letusan.

6 Penerbangan Australia Bermasalah

Sementara itu, dua penerbangan menuju Australia dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, dibatalkan. Pembatalan penerbangan itu imbas dari meletusnya Gunung Barujari di Lombok Timur, NTB pada Selasa sore sekitar pukul 14.45 Wita.

Kepala Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yusfiandri Gona menuturkan, pembatalan tersebut telah dikonfirmasikan maskapai terkait. Mengenai alasannya, ia menyebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan terjadi pada dua penerbangan tersebut.

"Ini merupakan keputusan maskapai setelah mendengarkan secara langsung penjelasan soal letusan Gunung Barujari tersebut," kata Yusfiandri, Selasa, 27 September 2016.

Dua penerbangan yang telah konfirmasi keberangkatan, yakni Virgin Air dengan nomor penerbangan VA 046 dari Denpasar dengan tujuan Brisbane Australia. Penerbangan ini berangkat dari Denpasar pada pukul 21.30 Wita, namun dibatalkan dan belum diputuskan untuk waktu penerbangan berikutnya.

Menurut Yusfiandri, penerbangan kedua yang melakukan pembatalan yakni maskapai yang sama, yakni Virgin Air dengan nomor penerbangan VA.070 yang akan berangkat dari Denpasar dengan tujuan Sydney pada pukul 11.10 Wita.

Maskapai ini seyogianya akan mengangkut sekitar 174 penumpang, namun dibatalkan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Sementara untuk penerbangan lainnya hingga saat ini masih berjalan normal dan lancar.

Selain melakukan pembatalan penerbangan, imbuh dia, ada sejumlah maskapai asal Australia juga batal mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Keempat maskapai itu adalah Jet Star dengan nomor penerbangan JQ 37 dari Sydney, Jet Star dengan nomor penerbangan JQ 116 dari Perth, Jet Star dengan nomor penerbangan JQ 57 dari Brisbane dan Jet Star dengan nomor penerbangan JQ 127 dari Adelaide. "Sebenarnya ini merupakan keputusan dari maskapai sendiri sebagai langkah antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Yusfiandri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya