Alasan Ahok Tak Penuhi Janji pada Sanggar Ciliwung

Menurut Ahok, Sanggar Ciliwung Merdeka tak dapat menghimpun sertifikat atau kuasa dari tanah di Kampung Pulo.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 28 Sep 2016, 11:39 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2016, 11:39 WIB
Ahok
Ahok menunjukan peta genangan baru di Jakarta (Liputan6.com/Delvira)

Liputan6.com, Jakarta - Saat kampanye Pilkada DKI 2012 lalu, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendatangi komunitas Sanggar Ciliwung Merdeka di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Pada saat itu, Jokowi-Ahok berjanji tidak akan menggusur melainkan merapikan dan membangun kampung deret atau susun di permukiman pinggir Sungai Ciliwung.

Nyatanya, kini Kampung Pulo telah digusur pada masa kepemimpinan Ahok. Sedangkan Bukit Duri tinggal menunggu waktu menjadi rata dengan tanah.

Apa alasan Ahok mengingkari janjinya?

"Saya juga terima Sanggar Ciliwung Merdeka tiga kali di sini. Saya minta sama dia rekaman lengkap Youtube-nya. Saya minta sama mereka, kamu mau desain kaya begini Rp 1 triliun, oke saya kerjain dari kontribusi tambahan pengembang. Tetapi bisa enggak kamu (Ciliwung Merdeka) dapetin surat kuasa dari semua pemilik di daratan tadi? Enggak bisa," ujar Ahok memaparkan alasannya di Balai Kota Jakarta, Rabu (28/9/2016).

Menurut Ahok, Ciliwung Merdeka tak dapat menghimpun sertifikat atau kuasa dari tanah di Kampung Pulo. Karena itu, ide untuk membangun kampung deret tak dapat terealisasi.

Selain itu, kata Ahok, belakangan warga Kampung Pulo lebih setuju proyek normalisasi sungai daripada kampung deret.

"Sekarang tanya sama orang Kampung Pulo, mereka lebih dukung Ciliwung Merdeka atau normalisasi? Normalisasi. Tanah sekarang (Kampung Pulo) 20 juta per meter, dulu siapa yang mau beli Rp 20 juta per meter," kata Ahok.

"Sekarang dia (Ciliwung Merdeka) pindah lagi. Basisnya kan di Kampung Pulo, begitu ditolak warga eh dia loncat ke Bukit Duri. Dari 500-an warga, berapa warga yang mau ikut dia? 60 sampai 70-an saja," ucap Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya