Liputan6.com, Bekasi - Belum juga badannya terlumuri peluh yang mestinya keluar dari balik pori-pori. Niatnya untuk lari pagi di akhir pekan, terpaksa harus diurungkan. Garisan tangannya mungkin membuat ia kerap dekat dengan ledakan.
Masih melekat jelas di benak AKBP Ahmad Untung Surianta atau dikenal dengan Untung Sangaji, peristiwa 14 Januari lalu. Telunjuknya harus menarik pelatuk dari senjata api miliknya, demi melumpuhkan teroris yang akan meledakkan bom kedua pada peristiwa bom Thamrin, Jakarta Pusat.
Untung Sangaji, lagi-lagi berada dekat dari lokasi kejadian ledakan. Kali ini, Minggu paginya diusik dengan ledakan yang diduga berasal dari tabung gas 50 kilogram dari dalam outlet Pizza Hut Delivery (PHD) di bilangan Jatimelati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Bunyi ledakan super hebat yang terdengar dari radius 1,5 kilometer dan merusak bangunan dalam radius 200 meter, membuat insting jiwa prajuritnya tergugah. Kewaspadaan pun sontak menggantikan pendongkrak pacu jantungnya yang terpaksa gagal lari pagi.
Advertisement
Baca Juga
"Keras sekali suara ledakan itu. Saya sempat hampir lari ambil senjata saya di dalam. Tapi saya pikir harus selamatkan dulu warga sekitar," ucap AKBP Untung Sangaji kepada Liputan6.com di lokasi kejadian, Minggu, 23 Oktober 2016.
Suara rintihan minta tolong menghentikan langkah kakinya. Suara meronta didengarnya begitu akrab di telinga dia sebagai suara seorang ibu tua. Tak salah pendengarannya, Astuti seorang nenek berusia 65 tahun dengan gontai melangkah kecil mencari pertolongan seraya terus meronta.
"Antara PHD dan belakangnya ada rumah, di samping situ si ibu minta tolong dari dekat reruntuhan puing. Kepalanya berlumur darah. Kalau telat sedikit, mungkin tidak terselamatkan," kata Untung menceritakan kisahnya kemarin pagi.
Dengan sigap Untung membantu wanita renta tersebut, dan nyawanya pun berhasil ditolong. Seorang warga dengan kagum menuturkan kisahnya kepada Liputan6.com saat menyaksikan keberanian Untung di tengah reruntuhan puing bangunan 3 lantai outlet PHD.
"Dengan nada lantang mas, dia teriak-teriak peringatkan warga untuk menjauh dari lokasi kejadian. Dia yang pertama kali sterilkan area ledakan sebelum petugas lainnya datang dan membuat batas garis polisi," tutur Nanang, warga Jatimelati, Bekasi.
Usut punya usut, Untung ternyata tinggal tidak begitu jauh dari lokasi kejadian. Bahkan ia mempunyai kontrakan 2 lantai yang juga hancur sebagian bangunannya karena dampak dari ledakan tersebut.
"Rusak iya memang rusak. Tapi bukan itu fokus kita sekarang. Sekarang bagaimana warga terselamatkan dari kejadian ini. Syukur tidak ada korban jiwa," ujar Untung.
Dari pemantauan Liputan6.com di lokasi kejadian, Untung begitu sigap dan peduli dengan warga yang juga menjadi tetangganya. Hingga hampir tengah malam tadi, Untung masih sibuk memperingatkan warga agar tidak ada yang mendekat ke lokasi ledakan PHD Bekasi.
"Ya ini kan masih bau gasnya. Jangan sampai ada yang mendekat kalau tidak ada kepentingannya. Teman pers juga saya imbau jangan foto pakai kilat cahaya, apalagi sampai merokok di sekitar kejadian," kata perwira yang pernah tergabung dalam Satgas Bom (sebelum menjadi Detasemen Khusus 88 Antiteror).