Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin merilis percetakan Alquran di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/10/2016) sore.
Percetakan Alquran milik Kementerian Agama ini sempat dihentikan pengoperasiannya selama satu tahun karena tidak mendapatkan anggaran dari pusat.
Baca Juga
Percetakan Alquran yang digagas dan diresmikan oleh Almarhum mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni pada 2009 ini, diharapkan mampu memenuhi pengadaan satu rumah umat Islam memiliki satu Alquran dan meminimalisasi kesalahan penulisan Alquran.
Advertisement
"Permintaan Alquran di Indonesia sangat tinggi. Dengan beroperasinya pencetakan dan bisa memproduksi sendiri, tentu membantu memenuhi permohonan tersebut," kata Lukman.
Namun, ia berharap Unit Pencetakan Alquran (UPQ) ini mendapat dukungan dari wakil rakyat di Senayan untuk mengalokasikan anggaran. Sebab, pada 2015 UPQ tidak mendapatkan anggaran sehingga produksi Musaf Alquran sempat terhenti.
"Untuk memperbanyak cetakan Alquran tentu harus diimbangi dengan anggarannya," ujar Lukman.
Lukman mengaku bangga karena bisa mencetak Mushaf Alquran standar Indonesia. Sebab selama ini ayat suci umat Muslim dicetak oleh pihak swasta.
"Selama ini Alquran dicetak oleh beberapa penerbit, dan ketika ada kesalahan mereka selalu lempar tanggung jawab," kata dia.
Akan tetapi, sekarang ini Alquran resmi dicetak oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah binaan Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama, sehingga pemerintah bertanggungjawab jika terjadi kesalahan cetak.
"Karena pencetakan ini juga jadi rujukan semua pihak, karenanya perlu kehati-hatian, kecermatan, dan ketelitian," terang Lukman.
Ketua Unit Percetakan Alquran Fakhruddin menjelaskan, dalam dua bulan ke depan akan mencetak 35.000 Mushaf Alquran.
"UPQ sudah dilengkapi mesin cetak hingga finishing dengan kapasitas produksi 15.000–17.500 mushaf per bulan," beber Lukman.