Habib Rizieq Minta Sekolah Libur 4 November, Ini Kata Polri

Ketua FPI Habib Rizieq Syihab dalam akun Twitter-nya, @syihabrizieq, men-tweet agar perusahaan dan sekolah libur pada 4 November 2016.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 31 Okt 2016, 14:22 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 14:22 WIB
Massa FPI Kembali Demo Tolak Ahok di Balaikota
Massa melakukan long march dari Bundaran HI sampai di Balaikota, Jakarta, Senin (1/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah organisasi masyarakat akan berdemonstrasi menuntut polisi mengusut dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pimpinan FPI berharap perusahaan dan sekolah libur pada hari tersebut, 4 November 2016.

Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dalam akun Twitter-nya, @syihabrizieq, meminta agar perusahaan atau kantor serta sekolah diliburkan. Dia meminta pekerja, pelajar, dan mahasiswa ikut berdemonstrasi.

"Seruan kpd PERUSAHAAN, KANTOR & SEKOLAH. Ayo liburkan segenap pegawai, pekerja & pelajar maupun mahasiswa utk turun AKSI BELA AGAMA & NEGARA," tulis Rizieq, Jakarta, Senin (31/10/2016).

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengatakan belum ada pembahasan soal permintaan itu. Kabagpenum Polri, Kombes Martinus Sitompul, mengatakan belum ada informasi tentang libur 4 November.

"Belum ada dan tidak ada instruksi (untuk meliburkan 4 November)," ucap Martinus di kantornya, Jakarta, Senin.

Dia pun berharap unjuk rasa 4 November berjalan damai. Dia meminta demonstran tidak berbuat anarkistis dan menghormati hak orang lain, sehingga keamanan dan ketertiban bersama terjaga.

"Mari kita melakukan aksi dengan tertib, karena ada masyarakat juga yang melakukan aktivitas," ujar Martinus.

Sebelumnya, FPI dan ormas lainnya menuntut polisi mengusut kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Demonstrasi itu digelar pada Jumat, 4 November 2016.

Polri pun telah meminta masyarakat tidak terpengaruh provokasi di media sosial.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya