Tutup Sidang Umum Interpol, Menlu Retno Minta Dunia Waspadai ISIS

Menurut Retno, tidak ada negara yang bisa menghadapi ancaman teror sendirian. Karena itu, diperlukan kerja sama yang konkret antarnegara.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 10 Nov 2016, 15:38 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2016, 15:38 WIB
20160304-Menlu-Retno-Marsudi-FF
Menteri Luar Negri Retno L.P Marsudi (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Nusa Dua - Sidang Umum International Criminal Police Organization (Interpol) ke-85 di Bali resmi ditutup. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dipercaya menjadi pembicara yang mewakili pemerintah Indonesia.

Dalam pidato penutupan Sidang Interpol, Retno meminta kepada dunia agar waspada terhadap ancaman teror. Khususnya dari jaringan teroris Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS).

"Ancaman ini makin berbahaya. Terlebih ISIS sudah jadi ancaman yang menggunakan metode konvensional dan non-konvensional. Teroris tidak beragama, teroris juga tidak mewakili agama," kata Retno di Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (10/11/2016).

Menurut Retno, tidak ada negara yang bisa menghadapi ancaman teror sendirian. Oleh karenanya, diperlukan kerja sama yang konkret antarnegara di dunia dalam menangani masalah teroris.

Belum lagi, dia berpendapat perkembangan teknologi saat ini juga menjadi celah tersendiri dalam perkembangan kelompok ekstremis dan radikal. Mereka kerap memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan propagandanya.

"Oleh karena itu Interpol harus bisa memfasilitasi kerja sama lebih erat antarpenegak hukum," terang Retno.

Ditambahkan dia, Retno memiliki peran yang penting dalam mempertahankan keamanan dunia. Oleh karena itu, ia meminta kerja sama di bidang penegakan yang sudah terjalin cukup lama itu harus dipertahankan.

"Polisi memegang peran penting. Kerja sama internasional berkorespondensi pada setiap kebutuhan negara. Interpol juga sudah menghasilkan beberapa produk seperti kerja sama yudisial, pendanaan dan teknik investigasi," tandas Retno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya