Liputan6.com, Tangerang - Meski menjadi langganan korban banjir, ribuan warga di Perumahan Total Persada mengaku tak kapok dan menganggap musibah ini menjadi hal biasa. Makanya, mereka memiliki 'warning' sendiri bila banjir akan terjadi, mau tidak mau mereka akan mengungsi.
Seperti yang dikatakan Cecep, salah seorang warga di Perumahan Total Persada, Periuk, Kota Tangerang. Dia dan warga lain pasti sudah harap-harap cemas bila hujan mengguyur dengan derasnya dan tak kunjung berhenti.
"Lagi-lagi lihat tanggul, memastikan air kali sebelah rumah kami belum meluber," tutur dia, di Tangerang, Senin (14/11/2016).
Advertisement
Bila ada yang sudah berteriak kali meluap dan sudah melewati batas tanggul, Cecep dan warga lain mau tidak mau harus segera mengungsi. "Harus cepat ngungsi, air kalau sudah keluar dari tanggul terus-terusan saja meluber. Kalau sudah begini, kami harus segera mengungsi," kata dia.
Â
Mereka akan mengungsi sembari membawa beberapa barang berharga seperti gumpalan pakaian yang diikat dengan sarung, televisi, hingga ada warga yang menyempatkan membawa kasur sebagai alas tidur. Sebagian barang berharga lain sudah mereka letakan di lantai dua sembari berharap air tidak lagi meninggi.
Jika tidak atau terlambat, dalam hitungan jam, air sudah menenggelamkan rumah hingga setinggi 2,5 meter atau hanya atap yang terlihat. Bila sudah begitu, warga hanya bisa pasrah menunggu jemputan perahu karet di atas atap.
"Pengungsi akan dibagi dua, posko terbanyak itu ada di GOR dan Masjid Muhajirin. Dapur umum biasanya juga terbagi, begitu juga dengan posko bantuan," tutur dia.
Warga pun berharap, hujan untuk sementara waktu tidak turun lagi. Sebab dikhawatirkan banjir akan terus naik merendam rumah mereka.
"Kami juga meminta ada solusi konkret dari pemerintah, selain memang ada pompa yang disiagakan untuk membantu menyedot air," tandas dia.