Liputan6.com, Purwakarta - ‪Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta Kiai Abun Bunyamin mengimbau seluruh umat Islam di wilayah Purwakarta untuk tidak berangkat ke Jakarta mengikuti demo 2 Desember yang diselenggarakan kelompok yang menamakan diri Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia atau GNPF-MUI.
Hal itu diungkapkan kiai yang juga menjabat sebagai Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama Purwakarta tersebut di sela acara istighotsah di Halaman Polres Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (30/11/2016).
‬
Sesepuh Pondok Pesantren Al Muhajirin itu pun mengaku tidak akan memberikan fasilitas berbentuk apa pun bagi siapa yang tetap ingin berangkat mengikuti aksi yang dipusatkan di lapangan Monas, Jakarta Pusat. Sebagai solusi, ia meminta seluruh masyarakat agar berdoa di masjid di wilayah masing-masing.
‪"Berdoa di masjid itu tidak ada mudhorot sama sekali, dibandingkan dengan berangkat aksi 212, lebih banyak mudhorotnya. Kami di MUI Purwakarta tidak akan memberikan fasilitas apa pun bagi umat Islam yang ingin berangkat ke sana," kata Abun.‬
Advertisement
Mengejar Jabatan Politik
‪Pernyataan senada disampaikan sesepuh Pondok Pesantren Al Hikamus Salafiyah Cipulus Wanayasa Purwakarta Kiai Adang Badrudin yang dalam kesempatan istighotsah tersebut bertindak memberikan taushiah kepada seluruh jemaah yang hadir.
‬
Adang berpendapat, aksi 212 sudah tidak lagi murni memperjuangkan kepentingan umat Islam karena sudah tercampur oleh anasir-anasir politik sehingga lebih banyak mendatangkan mudhorot dibandingkan manfaat.
‬Ia menegaskan, kepentingan umat Islam di seluruh dunia itu mengejar surga, bukan mengejar jabatan politik seperti memperebutkan jabatan Gubernur DKI Jakarta. Ia pun mengimbau agar umat Islam tidak mengikuti ajakan melaksanakan salat di jalan umum atau di lapangan selagi ada masjid.
‬
"Kepentingan umat Islam itu mengejar surga, bukan jabatan politik. Saya dalam kesempatan ini juga menyampaikan, makmurkan masjid, jangan salat di jalan umum atau lapangan selagi ada masjid," tutur Adang.
‪Lebih jauh dia juga mengingatkan seluruh umat Islam Purwakarta agar memilah dan memilih ulama untuk dijadikan panutan. Menurut dia, semboyan umat Islam harus tunduk pada ulama haruslah diverifikasi secara mendalam.
‬
"Etikanya itu, saat kita mendapatkan pemimpin yang adil, maka wajib bersyukur, saat kita mendapatkan pemimpin yang zalim maka berdoa dan bersabar adalah jalan terbaik sehingga pemimpin kita mendapatkan hidayah dari Allah SWT," tegas dia.
‬
Sedangkan Kapolres Purwakarta AKBP Trunoyudo Wisnu Andhiko juga turut menyampaikan hasil rembug antara pihak kepolisian dengan para ulama. Ia berujar ulama Purwakarta sepakat untuk tidak berangkat mengikuti aksi 212 di Jakarta.
‬
"Situasi kamtibmas itu yang paling utama, sudah kita dengar pendapat ulama Purwakarta bahwa mereka tidak akan berangkat ikut aksi 212 dan mengimbau agar umat Islam berdoa di masjid. Andaikata masih ada yang memaksa untuk berangkat, kami harapkan untuk segera melaporkan jumlah kekuatan massa dan harus bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi pada massa yang ia bawa," jelas Truno.