Liputan6.com, Jakarta - Tim tanggap darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, segera menuju lokasi gempa Aceh yang mengguncang wilayah Pidie Jaya, pada Rabu pagi.
"Berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kejadian ini disebabkan aktivitas sesar aktif di daerah Samalanga. Sesuai informasi dari GFZ, mekanisme sesar tersebut berarah timur laut-barat daya," kata Kepala Badan Geologi Ego Syahrial seperti dilansir Antara, Rabu (7/12/2016).
Baca Juga
Menurut Ego, beberapa bangunan dilaporkan mengalami kerusakan akibat kekuatan gempa yang diperkirakan pada skala V-VI MMI atau gempa dirasakan kuat oleh warga.
Advertisement
Ego juga mengatakan, guncangan gempa terasa di daerah Bireun, Sigli, dan pesisir Aceh bagian utara serta timur.
Ego menjelaskan, kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa tersebut memang disusun batuan berumur kuarter dan batuan sedimen berumur tersier.
"Sebagian batuan tersier telah mengalami pelapukan," ujar dia.
Guncangan gempa, lanjut Ego, akan terasa kuat pada batuan kuarter dan tersier, yang telah mengalami pelapukan, karena bersifat urai, lepas, dan belum kompak (unconsolidated).
Tidak Menimbulkan Tsunami
Ego menegaskan, gempa Aceh kali ini tidak menimbulkan tsunami, karena pusat terletak di darat. Dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang.
"Masyarakat diminta agar tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa dan tsunami," ujar dia.
Ego juga mengimbau masyarakat tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.
Berdasarkan informasi BMKG, gempa Aceh berkekuatan 6,4 SR terjadi Rabu pukul 05.03 WIB, yang berpusat di darat pada koordinat 5,19 LU dan 96,38 BT, dengan kedalaman 10 km. Atau berjarak 35,8 km barat Kota Bireun dan 51,1 km tenggara Kota Sigli.