Pantang Menyerah: Kisah Pengamen Dago Ciptakan Musik Berkualitas

Bukan sekedar menjaring uang, 3 remaja ini ingin menghibur masyarakat melalui musik yang mereka tampilkan.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Des 2016, 13:52 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 13:52 WIB
Kisah Pengamen Dago Ciptakan Musik Berkualitas
Bukan sekedar menjaring uang, 3 remaja ini ingin menghibur masyarakat melalui musik yang mereka tampilkan.

Liputan6.com, Bandung - Sekelompok pengamen remaja di Bandung, Jawa Barat, menyuguhkan sajian musik berkualitas. Mereka tak hanya asal mengamen untuk menunjang ekonomi keluarga, namun juga ingin musik mereka dinikmati para pendengarnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (9/12/2016), Ari, Bilal, dan Dedi adalah pemusik jalanan. Pengetahuan musik mereka dengan sendirinya tumbuh di jalanan.

Dirumahnya di Cibarengkok, Sukajadi, Bandung, Bilal selalu mengumpulkan ketiga temannya untuk berlatih musik bersama. Tiga pengamen ini tergabung dalam grup Men-Go atau Pengamen Dago.

Bukan sekedar menjaring uang, 3 remaja ini ingin menghibur masyarakat melalui musik yang mereka tampilkan.

"Karena kita pengen orang yang kita hibur itu puas karena lagunya enak, terus main musiknya enak, kalau dia udah puas, itu kepuasan buat kita sebetulnya. Bukan cuma (berharap) uang doang," ujar Ari salah satu pengamen Dago.

Ditengah masih banyaknya pandangan miring tentang pengamen jalanan, Ari bersama pemusik jalanan lainnya di kota Bandung ingin menepiskan stigma buruk bagi pemusik jalanan dengan menyuguhkan penampilan bermusik yang dapat dinikmati masyarakat.

Simak selengkapnya dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (9/12/2016) di bawah ini:

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya