Sempat Ada Ancaman Bom, Keamanan di Istana Tak Bertambah

Pramono menegaskan, pemerintah mengapresiasi kerja kepolisian yang berhasil menangkap para terduga teroris sebelum mereka meledakkan bom.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Des 2016, 08:30 WIB
Diterbitkan 14 Des 2016, 08:30 WIB
20161120-Penjaga Istana
Pergantian pasukan istana kepresidenan.

Liputan6.com, Jakarta Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pada Sabtu lalu berhasil membekuk kelompok teroris beserta barang bukti berupa bom di Bintara, Bekasi, Jawa Barat. Bom yang dikemas dalam panci presto itu rencananya akan diledakkan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Meski demikian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan tidak ada penambahan keamanan secara khusus di lingkaran Istana Kepresidenan.

"Kami memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Polri, Densus 88, dan juga TNI berkaitan dengan bagaimana persoalan terorisme atau radikalisme ini bisa tertangani dengan baik," kata Pramono di ruang kerjanya lantai 2 Gedung III Kemensetneg, Jakarta.

Pramono menegaskan, pemerintah mengapresiasi kerja kepolisian yang berhasil menangkap para terduga teroris sebelum mereka melakukan aksinya, meledakkan bom bunuh diri di Istana Negara, Jakarta.

"Ini menunjukkan bahwa polisi sigap dalam persoalan terorisme, karena pada hari yang bersamaan (Sabtu, 10 Desember 2016) aksi teror terjadi di beberapa negara. Misalnya di Kairo (Mesir), Turki, atau negara-negara lain. Alhamdulillah Indonesia bisa tertangani secara baik," ujar Pramono seperti dikutip dari setkab.go.id, Rabu (14/12/2016).

Dia menambahkan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara keseluruhan, tentang apa yang terjadi, sebelum Presiden berangkat ke India dan Iran.

"Intinya adalah pemerintah percaya sepenuhnya kepada Polri untuk menangani ini dan menindaklanjuti apa yang akan dilakukan," kata Pramono.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya