Cerita Penemuan 2 Senjata Api Perampok Sadis Pulomas

Ginon sempat mengenal Erwin Sitomorang, seorang perampok sadis Pulomas saat berada di Pasar Cibinong.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 31 Des 2016, 11:54 WIB
Diterbitkan 31 Des 2016, 11:54 WIB
20161227- Proses Evakuasi Korban Perampokan dan Pembunuhan di Pulomas-Jakarta- Faizal Fanani
Petugas membawa keluar jenazah pembunuhan di Pulogadung, Jakarta, Selasa (27/12). Sebanyak 11 orang menjadi korban, enam di antaranya meninggal dunia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Depok - Penyidik Polda Metro Jaya menemukan dua senjata api yang dipakai Ramlan Butarbutar cs dalam perampokan Pulomas, Jakarta Timur. Senjata itu ditemukan di kediaman Ginon di kawasan Kelurahan Cimpaeum, Tapos, Depok, Jawa Barat.

Ginon adalah orang yang sempat mengenal salah satu tersangka. Kamel, adik Ginon mengaku kaget atas penemuan senjata di rumah keluarga besarnya. Terlebih ketika sang kakak, dibawa polisi pada Kamis malam.

Menurut dia, Ginon memang sempat mengenal Erwin Sitomorang saat berada di Pasar Cibinong. Erwin adalah salah satu tersangka perampokan dan pembunuhan sadis di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Jakarta Timur.

"Saya enggak kenal sama sekali Erwin dan kawan-kawannya. Kemungkinan mereka kenalnya sama kakak saya," kata Kamel, Jumat 30 Desember 2016.

Meski sang kakak mengenal Erwin, Ia berharap kakaknya tidak terlibat dalam kasus yang menimpa Ramlan Butarbutar cs. "Kasihan anaknya masih kecil," ucap Kamel.

Kamel menuturkan, kakaknya dibawa oleh pihak kepolisian pada Kamis malam. Sang kakak, diduga mengetahui barang bukti yang sedang dicari polisi. Awalnya, barang bukti tersebut memang tidak ada di rumah.

Dia mengatakan, barang bukti tersebut baru ada pada keesokan harinya. Itupun diberikan oleh dua pemuda tidak dikenal.

"Dua pemuda sekitar pukul 06.00 WIB datang kemari menggunakan motor. Dilihat dari raut wajah sih ketakutan," tutur Kamel.

"Dia tanya ini rumah Teh Ina ya? Teh Ina itu mpok (kaka perempuan) saya. Saya bilang mau apa? Orang itu jawab ini ada titipan. Saya bilang ya udah langsung aja ke rumah saya," sambung Kamel.

Yang membuat Kamel bingung, dua orang tersebut langsung pergi begitu saja usai meletakkan tas misterius di lantai rumahnya kakaknya tersebut. Diapun memberitahukan perihal ini kepada sang kakak, sebab curiga barang tersebut merupakan barang yang sedang dicari.

Diapun langsung menelepon polisi. Kebetulan ada polisi yang meninggalkan nomor telepon saat sang kakak diamankan.

"Saya panik. Makanya saya bilang mpok saya ini, bilang aja ini teh? Terus teh Ina bilang ke saya tolong informasi ini kasih tahu polisi ya. Langsung saya telepon polisi,” ujar Kamel.

Tak lama setelah itu, sekitar pukul 09.00 WIB sejumlah polisi datang. Ia menyaksikan detik-detik saat petugas membuka tas misterius tersebut. Sontak, diapun kaget, ternyata isi dalam tas tersebut adalah dua pucuk senjata api.

"Kaget. Pas dibuka di teras sama polisi isinya dua pucuk senjata api," kata Kamel.

Sebanyak 11 orang disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di sebuah rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa kemarin. Enam orang tewas dan lima luka-luka dalam peristiwa yang baru diketahui pada Selasa, 27 Desember pagi itu.

Enam korban tewas adalah pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.

Sementara lima korban selamat dari perampokan Pulomas adalah anak korban bernama Zanette Kalila Azaria (13) serta empat asisten rumah tangga bernama Emi (41), Fitriani (23), Santi (22), dan Windy (23).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya