Kisah Salah Satu Perampok Pulomas Minta Ditembak Mati Polisi

Sepanjang aksinya, kelompok Ramlan Cs tidak pernah membunuh korbannya.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 02 Jan 2017, 12:51 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2017, 12:51 WIB
20161227- Proses Evakuasi Korban Perampokan dan Pembunuhan di Pulomas-Jakarta- Faizal Fanani
Petugas membawa keluar jenazah pembunuhan di Pulogadung, Jakarta, Selasa (27/12). Sebanyak 11 orang menjadi korban, enam di antaranya meninggal dunia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Empat perampok dan pembunuhan di Pulomas Utara 7A diringkus. Satu perampok yang juga pemimpin kawanan 'Korea Utara', Ramlan Butarbutar, tewas setelah ditembak aparat karena melawan.

Namun ada pernyataan mengejutkan yang disampaikan perampok Pulomas lainnya, Erwin Situmorang. Dia ditangkap di Rawalumbu bersama Ramlan.

"Makanya kemarin tersangka Erwin Situmorang sampai menyatakan melihat korban meninggal, dia bilang Pak lebih baik saya ditembak saja sampai meninggal," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/1/2017).

Menurut Argo, kawanan ini merampok dengan sasaran barang-barang mewah yang mudah untuk dibawa dan dijual. Tidak menyasar mobil atau motor sebagai sasaran perampokannya.

Mereka mencari target perampokan secara acak. Sebelum menyasar kediaman mewah Ir Dodi Triono, mereka sudah beroperasi di Jonggol dan Purwakarta, Jawa Barat.

"Kelompok ini memang modus operandinya dia tidak pernah merusak pintu. Selama dia merampok ke mana-mana mulai dari Solo, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta dia tidak pernah merusak pintu. Modusnya seperti itu hanya kalau pintu terbuka dia baru masuk," kata Argo.

Saat mereka berhasil memasuki rumah yang akan dirampok, kawanan yang menamai kelompoknya dengan sebutan komplotan 'Korea Utara' ini akan berpura-pura mengenal korbannya. Lalu mereka menggunakan ancaman verbal kepada korbannya.

"Dia bentak atau menodongkan senjata api atau senjata tajam. Yang ketiga pasti mengikat entah itu pakai tali sepatu atau rafia atau lakban. Yang seterusnya pasti menempatkan korban di suatu ruangan kemudian dia melakukan aksi," Argo membeberkan.

Hasil pemeriksaan para penyidik terhadap tiga tersangka yang berhasil dibekuk, aksi mereka adalah murni perampokan. Namun, karena saat beraksi di Pulomas ruang yang terdekat adalah kamar mandi, mereka menyekap 11 korban di kamar mandi berukuran 1,5 x1,5 meter.

"Dia tidak menyangka ada korban meninggal. Karena selama dia melakukan aksinya malang melintang di perampokan dia belum pernah melukai korban dan ada yang meninggal," kata Argo.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya