Liputan6.com, Jakarta Bangkai Kapal Zahro Expres masih berada di Dermaga Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. Namun kapal yang terbakar pada Minggu 1 Januari itu sudah tenggelam, hanya terlihat sedikit buritan depan kapal. Penyelidikan pun terhambat lantaran kapal hampir tenggelam seluruhnya.
Kapolsek Pelabuhan Sunda Kelapa Komisaris Lindang Lumban mengatakan, rencananya tim gabungan akan segera mengangkat bangkai kapal untuk mempermudah penyelidikan yang tengah dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Rencana memang akan diangkat di dermaga untuk diteliti oleh KNKT. Untuk waktunya kita belum pastikan, sore ini atau bisa mungkin hari besok, ini masih koordinasikan untuk peralatan," kata Lindang di lokasi, Selasa (3/1/2017).
Advertisement
Lindang menjelaskan, ada dua kemungkinan proses pengangkatan kapal yang menewaskan puluhan orang itu. Pertama, kapal akan diangkut dengan crane ke atas dermaga. Cara kedua, menggunakan diangkat menggunakan crane, lalu kapal diikatkan drum besar agar mengapung.
"Pakai crane besar diangkat (ke dermaga) atau bisa juga pakai drum, agar kapalnya ngambang dan mudahkan pemeriksaan," kata dia.
KM Zahro Expres terbakar pada Minggu pagi 1 Januari 2017 di perairan Kepulauan Seribu. Saat itu kapal berangkat dari Pelabuhan Muara Angke menuju Pulau Tidung. Namun setelah berlayar sekitar satu mil, kapal tiba-tiba terbakar.
23 orang meninggal dunia dalam kebakaran kapal Zahro Expres, 17 luka-luka, 17 masih hilang, dan lebih dari 100 orang selamat. Kapal tersebut diperkirakan mengangkut lebih dari 200 penumpang.
Kini polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut, yang diduga ada unsur kelalaian. Nakhoda dan anak buah kapal (ABK) kapal motor itu disebut-sebut menyelamatkan diri saat kebakaran terjadi.