Liputan6.com, Jakarta - Senin 9 Januari pagi, warga Jalan H. Asmat, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat, dikejutkan dengan penemuan sesosok jasad. Seorang gadis muda tergeletak berlumuran darah di kamar kosnya.
Korban bernama Tri Ari Yani Puspo Arum (22) merupakan mahasiswi Universitas Esa Unggul. Ada luka tusuk di lehernya.
"Dugaan sementara korban pembunuhan," ujar Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, AKP Andry S. Randotama, kepada Liputan6.com, Selasa (10/1/2017).
Jasad Arum ditemukan pertama kali oleh kekasihnya, Zainal Abidin. Pagi itu, seperti biasanya, Zainal mengucapkan selamat pagi, mengingatkan kekasihnya agar semangat menghadapi hari Senin.
Advertisement
Mereka sempat berbicara di telepon pada pagi itu. Namun, setelah bersiap hendak ke tempat kerja, Zainal kembali menghubungi Arum.
Namun, mendadak nomor telepon Arum tak lagi bisa dihubungi. Zainal pun curiga.
"Kan, biasanya dia duluan datang. Ditelepon enggak aktif. Saya pikir ketiduran. Terus perasaan saya enggak enak, enggak nyaman, langsung saya datangi, sekitar pukul 08.30 WIB," ujar Zainal.
Zainal pun menceritakan komunikasi terakhirnya dengan Arum pada pagi itu. "Saat ditelepon, dia (Arum) bilang, 'sayang, bangun'. Terus saya jawab, 'Tadi kan saya WhatsApp, baca saja'. Dia bilang, 'ya sudah'," kata Zainal.
Itu adalah komunikasi terakhir mereka. Setelah itu, kecurigaan Zainal menjadi pengungkap petaka.
Karena tak ada jawaban saat menghubungi kembali nomor telepon Arum, Zainal mendatangi kamar kos Arum. Ia makin curiga ketika pintu kamar tidak terkunci. Dia mengetuk pintu dua kali, tetapi tak ada jawaban. Zainal memaksa masuk ke kamar kos yang ada di lantai dua itu.
Di dalam kamar, Zainal melihat Arum bersimbah darah. Perempuan yang pagi tadi dia hubungi itu telah tak bernyawa.
Zainal bergegas mendekati Arum. Ia pegang pergelangan tangan Arum. "Mungkin masih bernyawa," duga Zainal, seperti keterangannya ke polisi.
"Saya lihat dia sudah tergeletak di dekat kamar mandi. Saya lihat ada dua lubang di sini (menunjuk punggung). Saya enggak lihat yang di leher," ujar Zainal.
Zainal panik, ia langsung melihat telepon genggamnya. Mencari nama teman-teman mahasiswi Universitas Esa Unggul itu yang bisa dihubungi.
"Pikiran saya cuma Hernita (sahabat Arum). Saya telepon dia, suruh ambil mobil. Saya enggak bisa angkat, minta bantuan orang Nigeria (tetangga kos korban) tadi bawa ke mobil," kata Zainal.