Jokowi: Semua Main Media Sosial, Ada yang Doyan Nge-Tweet

Menurut Jokowi, sejumlah kepala pemerintahan negara lain mengeluh soal media sosial.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 09 Feb 2017, 10:02 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2017, 10:02 WIB
20170113-Jokowi-Temui-Pelaku-Industri-Jakarta-AY
Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat melakukan pertemuan dengan pelaku industri jasa keuangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1). Jumlah UMKM di Indonesia terbilang cukup besar, yaitu lebih dari 50 juta UMKM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Ambon - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Ibu Negara Iriana dan jajaran Kementerian, hadir dalam perayaan ke-72 Hari Pers Nasional di Kota Ambon, Maluku. Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan tantangan media mainstream Indonesia.

"Betapa sangat pentingnya pers bagi pembangunan negara ini. Saat ini jagad media mainstream, media utama menghadapi tantangan yang amat besar dengan hadirnya media sosial," kata Jokowi di lapangan Tantui, Ambon, Kamis (9/2/2017).

Menurut dia, media sosial menjadi kegandrungan baru di berbagai kalangan masyarakat. Bagi mereka, tiada hari hari tanpa menggunakan media sosial.

"Masyarakat, bupati, wali kota, gubernur, menteri, presiden, semuanya main medsos. Ada yang doyan nge-tweet, ada yang senang main Instagram, ada yang senang main Path, ada yang senang main Facebook," ucap Jokowi.

Menurut dia, banyak kepala pemerintahan negara lain yang mengeluh soal media sosial. Mereka menilai keberadaan media sosial sulit dibendung ketimbang media mainstream.

"Ini yang saya dengar dari perdana menteri, dari presiden yang saya temui. Semuanya mengeluhkan. Kalau media mainstream itu masih bisa kita ajak berkomunikasi, masih bisa ajak bicara. Tapi kalau medsos, siapa yang bisa memagari?" cerita Jokowi.

Menurut Jokowi, saat ini merupakan era keterbukaan yang dihadapi semua negara. Namun begitu, Indonesia diyakini mampu menghadapi itu semua.

"Jadi bukan hanya Indonesia yang menghadapi, seluruh negara mengalami. Tapi saya yakin, meski digempur medsos, media mainstream, media arus utama, tidak akan hilang," Jokowi memungkasi.

Peringatan Hari Pers Nasional di Ambon dihadiri lebih dari 3.000 pengunjung, termasuk insan pers dari seluruh 34 provinsi Indonesia, masyarakat umum, dan perwakilan negara-negara sahabat.

Rangkaian kegiatan digelar selama lima hari, mulai 5 Februari dan mencapai puncak pada 9 Februari 2017.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya