Kapolda Metro Selidiki Kasus Pemukulan Wartawan Saat Aksi 112

Sejumlah wartawan menjadi korban kekerasan saat meliput aksi 112 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 11 Feb 2017, 19:13 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2017, 19:13 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah wartawan menjadi korban kekerasan saat meliput aksi 112 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan memastikan anak buahnya sedang menyelidiki kasus tersebut.

"Kami dengar ada sedikit insiden, tentu kita akan selesaikan nanti, akan diselidiki. Tapi secara umum situasi kondusif," ujar Iriawan saat meninjau Masjid Istiqlal usai aksi 112, Sabtu (11/2/2017).

Insiden kekerasan dan intimidasi yang dialami wartawan bukan kali ini saja terjadi. Beberapa aksi sebelumnya, awak media menerima kekerasan serupa dari massa aksi.

Karena itu, Iriawan berencana melakukan evaluasi di tingkat internal. Diharapkan, insiden serupa tidak terjadi lagi.

"Tentu ini evaluasi bagi kami dan kami minta semua elemen menahan diri, karena jurnalis itu dilindungi undang-undang. Karena tujuannya menyiarkan berita yang ada," kata Iriawan.

"Tentu kita evaluasi agar kegiatan selanjutnya hal ini tak terjadi," ucap Iriawan.

Sebelumnya, Reporter senior Metro TV bernama Desi Bo mengaku dipukul beberapa peserta aksi 112 saat tengah meliput di sekitaran Masjid Istiqlal. Akibatnya, Desi merasa pusing dan terluka di bagian kepala.

"Mereka (massa) mukul pakai bambu dari atas, samping, lalu kita juga dilempar pakai gelas air mineral. Saya kena di kepala pakai bambu," ujar Desi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (11/2/2017).

Hal serupa juga dialami kameramen Metro TV bernama Ucha. Selain dipukul, dia juga mendapatkan intimidasi dari segelintir massa yang ada di luar masjid itu.

"Perut sama pundak diludahin. Mereka pukul pakai tangan, ada juga yang nendang di bagian kaki," kata Ucha.

Kameramen Global TV bernama Dino juga mendapat intimidasi secara lisan oleh sebagian massa aksi. Mereka memaki-maki Dino lantaran selama ini media tak pernah menyematkan gelar habib kepada pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

"Gue ditanyain dikerubungi. Mereka bilang, semua TV harus ngomong itu Habib Rizieq. Jangan cuma Rizieq doang, yang sopan. Sambil ngotot ngomongnya," ucap Dino.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya