Liputan6.com, Jakarta - Sentuhan ornamen khas Betawi menghiasi bagian pembatas jalan layang nontol Ciledug-Tendean atau rute Transjakarta Koridor 13. Di bagian pembatas jalan layang tersebut, tampak gambar wana hijau dan kuning dan motif khas Betawi Gigi Balang.
Kepala Dinas Binamarga DKI Jakarta Yusmanda Faisal mengatakan, sentuhan ornamen khas Betawi di bagian pembatas jalan di rute Transjakarta Koridor 13 itu merupakan amanat dari pelestarian budaya. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayan Betawi.
"Semua produk, kegiatan atau bangunan di Jakarta memang seoptimal mungkin dapat mengangkat budaya lokal kearifan budaya lokal. Itu sudah keputusan gubernur juga," ucap Yusmanda saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta Pusat (5/4/2017).
Advertisement
Menurut dia ornamen tidak hanya di Jalan Layang Tendean-Ciledug, tetapi juga beberapa ruas jalan di Jakarta. Seperti Jalan Antasari dan Jalan Angkasa.
"Kalau untuk warna sendiri, Betawi itu khas dengan hijau kuning. Sehingga sepanjang jalan 9,3 kilometer tersebut ornamen Gigi Balang ya berwarna hijau kuning," ujar dia.
Yusmanda menambahkan, nantinya tidak hanya ornamen Gigi Balang saja yang akan menghiasi Ibu Kota. "Tapi juga ada Langkan yang biasanya di teras rumah. Kalau Gigi Balang itu yang di atap-atap rumah," tutur dia.
Gigi Balang merupakan ornamen berupa segitiga berjajar yang menyerupai gigi belalang yang melambangkan hidup harus selalu jujur, rajin, ulet dan sabar. Tetapi secara keseluruhan, gigi balang bermakna pertahanan yang kuat dan keberanian.
Sementara itu, Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Wibowo mengatakan, pihaknya ikut andil dalam pengambilan keputusan design ornamen khas Betawi di ruas jalan Transjakarta koridor 13.
"Kita dilibatkan, karena awalnya memang hanya untuk jalan layang saja. Kalau jalan biasa dari pihak kita cuma pakai separator jalan," tegas Wibowo.