Peduli Ahok Berangkatkan Marbut ke Tanah Suci

Pemerintah Provinsi DKI akan menambah kuota penjaga dan pengurus masjid atau marbut.

oleh Luqman RimadiDelvira HutabaratIka Defianti diperbarui 18 Apr 2017, 19:05 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2017, 19:05 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun bukan seorang muslim, kepedulian Basuki Tjahaja Purnama atau [Ahok ](/2148108 "")terhadap Islam cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan memberangkatkan umrah pengurus masjid atau marbut ke Tanah Suci.

Pada akhir Desember 2014, Gubernur DKI Jakarta itu melepas keberangkatan 30 marbut di DKI Jakarta untuk menunaikan ibadah umrah.

"Tugas marbut ini bukan sembarangan, adalah suatu tugas yang agung dan mulia. Membuat nyaman orang beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan, maka itu kami ingin bapak-bapak untuk berangkat umrah," ujar Ahok di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Selasa 16 Desember 2014 silam.

30 marbut yang akan diberangkatkan umrah itu lolos seleksi dari 3.140 marbut di 300 masjid di Jakarta. Syarat yang harus dipenuhi untuk berangkat umrah di antaranya telah mengabdi selama lebih dari 10 tahun, menguasai 10 surat Alquran, serta bisa menggantikan imam. Rata-rata marbut yang berangkat telah berusia di atas 30 tahun.

Suweha, salah seorang marbut dari Masjid Babu Toyib, Jakarta Utara, mengucapkan terima kasih kepada Ahok yang memberangkatkannya umrah. Dia berharap agar program ini terus diadakan. Sebab, jumlah marbut di Jakata mencapai ribuan orang.

"Sekarang pekerjaan marbut, bukan pekerjaan yang rendah, tapi agung dan mulia. Karena selain kami diberangkatkan umrah, kami juga bisa berbicara di hadapan Pak Gubernur. Namun masih ada ribuan marbut yang menunggu giliran. Kami berharap program ini bisa terus dilanjutkan," harap Suweha.

Ribuan jemaah muslim saat mengumandangkan doa sambil mengelilingi Kakbah selama bulan suci Ramadan di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Rabu (8/6). (REUTERS/Faisal Al Nasser)

Biaya perjalanan umrah ini berasal dari Pemprov DKI yang dihibahkan kepada Dewan Masjid Indonesia (DMI) wilayah DKI Jakarta yang juga menyeleksi marbut umrah.

"Pemprov DKI Jakarta menghibahkan dana sebesar Rp 10,1 miliar kepada DMI, di mana Rp 7 miliar dari dana tersebut dialokasikan untuk kepentingan marbut, termasuk upah marbut dan umrah," ujar Asisten Sekda Bidang Kesejahteraan Masyarakat Bambang Sugiyono pada 6 November 2014.

Pada akhir 2015, Ahok juga memberangkatkan umrah 40 marbut. Ketua Dewan Masjid DKI Jakarta Thabroni mengatakan, 40 marbut yang diberangkatkan berasal dari lima wilayah dan kabupaten. Ke-40 orang itu lolos seleksi dari 54 pendaftar.

"Tahun ini kami dapat jatah 40 marbut. Anggarannya Rp 1,8 miliar, cukup besar karena Pak Gubernur nggak mau yang jelek, semua harus bagus mulai dari pesawat dan fasilitas lainnya," kata Thabroni.

Sedangkan pada akhir 2016, Ahok memberangkatkan 50 marbut masjid di DKI Jakarta. Ahok menargetkan seluruh marbut di Jakarta dapat berangkat umrah.

"Yang penting seleksinya benar. Dewan Masjid melakukan seleksi dengan ketat," ujar Ahok.

Syahide berterimakasih pada Ahok karena telah diberi kesempatan untuk umroh oleh Pemprov DKI Jakarta.

Akan Terus Ditambah

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, Pemerintah DKI akan menambah kuota penjaga dan pengurus masjid atau marbut yang berangkat umrah pada 2017.

"Kita bisa lebih banyak memberangkatkan marbut umrah," kata Sumarsono, Sabtu 21 Januari 2017.

Sumarsono menambahkan, nantinya yang akan diberangkatkan umrah tidak hanya marbut, tapi juga peserta pendidikan kader ulama.

Menurut Sumarsono, penambahan beberapa peserta PKU diharapkan meningkatnya lahirnya ulama-ulama baru di Jakarta. Selain itu, menurut dia kenaikan kuota ini terinspirasi dari Ahok.

"Makin banyak ulama makin sejuk Jakarta. Untuk kenaikan jumlah ini sebelumnya Pak Ahok yang meminta supaya marbot yang umrah jangan hanya 60 orang, apalagi jumlah marbot di Jakarta ada ribuan," kata dia.

Karena itu, Soni, sapaan dari Sumarsono, sudah memastikan pengalokasian anggaran dana untuk penambahan kuota itu.

"Sehingga saat pembahasan APBD 2017, sudah kita tambahkan. Pembinanya dari Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental)," jelas Soni.

Layanan Gratis Transjakarta

Sebuah bus Transjakarta melintas di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (12/1). PT Transjakarta tambah 2.000 unit bus, sehingga pada akhir tahun 2017 jumlah bus yang dimiliki bisa mencapai 3.300 unit. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menggratiskan layanan bus Transjakarta bagi warga di Ibu Kota. Tidak hanya para lansia, difabel, veteran dan pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS), layanan gratis ini nantinya juga diberlakukan untuk para pengurus dan marbut.

Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono mengatakan kebijakan ini sudah direncanakan sejak tahun lalu. Tidak hanya untuk marbut, program ini rencananya juga akan diperluas juga bagi rohaniwan.

"Saat ini sedang dalam tahap penyusunan untuk layanan gratis bagi marbut. Penyediaan tiket gratis bagi marbut masih mengalami hambatan karena datanya belum lengkap," kata Budi seperti dikutip dari Berita Jakarta, Selasa 7 Februari 2017.

Ia menyampaikan, layanan gratis menumpang bus Transjakarta bagi marbut ini merupakan bentuk perhatian dan fasilitas dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Hingga kini pihaknya masih mendata jumlah seluruh marbut yang ada di Ibu Kota dengan menggandeng Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

"Kami bangga dan senang bisa dilibatkan dalam program pemprov khususnya yang diberikan untuk mengapresiasi pengabdian marbut," tandas Budi.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan penggratiskan pelayanan Transjakarta untuk marbut merupakan gagasan dari Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Menurutnya, nanti marbut di DKI Jakarta akan didata untuk mendapatkan kartu khusus untuk naik transportasi tersebut.

"Saya berikan tekanan kepada Pak Dirut Transjakarta. Kalau bisa jangan hanya marbut tapi segmen lain seperti pelajar teladan, banyak hal yang perlu kita bantu," kata Sumarsono, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa 7 Februari 2017.

 

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dikerumuni warga yang ingin mengadu di Balaikota. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Kegembiraan Marbut

Sementara itu, saat Ahok blusukan di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, dia bertemu dengan marbut yang pernah diberangkatkan umrah. Marbut bernama Syahide itu memeluk pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu ketika tengah berfoto, bersalaman, dan berdialog dengan warga.

"Saya (marbut) yang kemarin ikut umrah, Pak," ujar Syahide sambil memeluk Ahok di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Senin 30 Januari 2017.

Mata Syahide berkaca-kaca saat bertemu Ahok. Dia pun tak kuasa menahan haru. Tangannya terus menggenggam tangan Ahok.

"Terima kasih ya, Pak," ucap Syahide haru.

"Iya, Pak. Kita pengin yang rawat masjid lihat Kakbah," jawab Ahok.

Ahok berharap Syahide bisa menebar ilmu agama Islam di lingkungan Pulau Kelapa. "Biar Bapak bisa ngajarin banyak orang di sini," tutur Ahok.

Syahide merupakan seorang marbut dan sudah delapan tahun menjaga masjid. Dia diberangkatkan umrah oleh Pemprov DKI pada awal Desember 2016.

"Saya lihat Kakbah langsung, sampai sekarang masih terngiang-ngiang," ucap Syahide.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya