Peringatan May Day Momentum Perayaan Kemenangan Perjuangan Buruh

Menaker berharap peringatan Hari Buruh Internasional menjadi momentum kemenangan atas berbagai capaian buruh.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Apr 2017, 16:25 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2017, 16:25 WIB
Peringatan May Day Momentum Perayaan Kemenangan Perjuangan Buruh
Menaker berharap peringatan Hari Buruh Internasional menjadi momentum kemenangan atas berbagai capaian buruh.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri berharap peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang akan dilaksanakan pada Senin (1/5) menjadi momentum bagi pekerja atau buruh untuk merayakan kemenangan atas berbagai capaian yang selama ini diperjuangkan. Momen penting ini harus diisi dengan agenda dan kegiatan yang produktif.

Menurut Menaker, kondisi ketenagakerjaan dan isu perburuhan saat ini sudah berbeda dengan awal May Day dicetuskan. Ada beberapa capaian perjuangan kaum pekerja atau buruh yang sudah tercapai kendati belum sepenuhnya terpenuhi ataupun sesuai dengan keinginan pekerja/buruh.

“Karena itu, May Day tahun ini harus menjadi momentum untuk merayakan kemenangan sekaligus juga merefleksikan gerakan buruh,” ujar Menaker saat mengikuti kegiatan sepeda santai dalam rangkat perayaan May Day bersama serikat pekerja/serikat buruh dan pengusaha di lingkungan Kampus Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (29/4).

Menaker mengatakan, perjuangan kaum buruh tidak bisa lagi disandarkan pada strategi-taktik konvensional seperti demonstrasi dan pemogokan. Menaker juga berharap agar gerakan buruh membangun kemitraan strategis (strategic partnership) dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder) hubungan industrial untuk memajukan tuntutan perjuangan.

“Ruang demokrasi makin terbuka di republik ini. Jangan dilepas dan dibiarkan. Manfaatkan ruang demokrasi yang ada untuk membangun kemitraan strategis (strategic partnership) dengan semua stakeholder, baik pemerintah maupun pengusaha. Jadikan mereka sebagai partner in progress untuk memajukan tuntutan perjuangan buruh,” ujarnya.

Menurut Menaker, ruang demokrasi Indonesia adalah bagian dari investasi gerakan buruh masa sebelumnya yang harus diapresiasi dengan cara memanfaatkannya. Pada saat konstruksi sistem kapitalisme dan konstruksi negara berubah, gerakan buruh juga perlu berubah agar bisa merespons tuntutan perubahan. Jika tidak, lanjut Menaker, gerakan buruh hanya akan terjebak dalam demagogi sosial yang kurang bermakna bagi peningkatan kualitas hidup buruh itu sendiri.

“Pemerintah dan pengusaha bukanlah musuh buruh. Musuh buruh itu industri yang lemah, pengangguran, rendahnya produktivitas dan rendahnya kualitas SDM. Ini yang harus diperangi sama-sama,” katanya.

Menaker berharap May Day 2017 berbeda dengan perayaan May Day sebelum-sebelumnya. May Day 2017 diharapkan diisi dengan berbagai kegiatan yang produktif. Agar lebih merekatkan kebersamaan antarsesama pekerja, SP/SB, Federasi, Konfederasi, maupun dengan Pemerintah dan pengusaha dengan spirit May Day.

Sejumlah rangkaian acara peringatan May Day dilakukan sejak 17 April seperti Pelatihan dan Demonstrasi Pembuatan Roti dan Kue serta peluncuran buku Quo Vadis Serikat Buruh Indonesia serta turnamen futsal yangd iikuti oleh para pemangku kepentingan ketenagakerjaan seperti serikat pekerja/buruh, wartawan, pengusaha, dan pemerintah (Kemenaker). Pada Jumat (28/4) juga dilakukan khataman Al-Quran dalam acara Nusantara Buruh Mengaji di Kawasan Industri MM2100 Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.

Beberapa hari sebelum peringatan May Day 2017, Presiden Joko Widodo juga melakukan pemancangan tiang (groundbreaking) Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) bagi pekerja/buruh di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. 




Powered by


Kementerian Ketenagakerjaan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya