Jelang Ramadan, Satpol PP Bongkar 64 Bangunan Mesum di Bogor

Ke-64 bangunan tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Parung, Tajurhalang, Kemang, dan Cileungsi.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 22 Mei 2017, 18:45 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2017, 18:45 WIB
Jelang Ramadan, Satpol PP Bongkar 64 Bangunan Mesum di Bogor
Jelang Ramadan, Satpol PP Bongkar 64 Bangunan Mesum di Bogor (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan bangunan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibongkar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada Senin (22/5/2017).

Bangunan liar itu biasa difungsikan sebagai tempat mesum, karaoke, dan hiburan malam lainnya. Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah Satpol PP Kabupaten Bogor Agus Ridho menyebutkan ada 64 bangunan semi permanen dan nonpermanen yang dibongkar.

Ke-64 bangunan tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Parung, Tajurhalang, Kemang, dan Cileungsi. "Tadi dimulai serentak sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Agus.

Bangunan yang dibongkar lanjut Agus, terdiri tempat karaoke, dangdutan dan warung remang-remang, hingga tempat prostitusi.

"Bangunan itu bukan cuma jadi mabuk-mabukan tapi juga tempat mesum," kata dia.

Pembongkaran ini juga sekaligus menindaklanjuti keluhan masyarakat sekaligus dalam rangka operasi penyakit masyarakat menjelang Ramadan.

Agus mengaku sering menertibkan tempat-tempat mesum seperti di empat kecamatan itu. Namun, karena minimnya pengawasan dari dinas terkait dan aparatur di wilayah, membuat pemilik dengan mudah kembali mendirikan tempat maksiat.

"Kami hanya sebagai eksekutor. Kalau pengawasan ada di dinas terkait dan aparat kecamatan serta desa," terang Agus.

Karena itu, perlunya peran aktif dari masyarakat untuk turut serta mengawasinya. "Jika melihat ada bangunan dijadikan tempat maksiat segera lapor kepada kami," ujar Agus.

Kepala Bidang Ketertiban Umum (Tibum) Pol PP Kabupaten Bogor, Asnan mengatakan bangunan tersebut sebagian besar berada di tengah pemukiman warga.

Salah satunya, di wilayah Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi, sedikitnya 29 bangunan permanen yang ada di wilayah itu digunakan sebagai tempat prostitusi.

"Hasil penyidikan PPNS begitu. Bahkan ada beberapa bangunan mesum berada persis di sampingan rumah penduduk setempat," ujar Asnan.

Bahkan, para mucikari di wilayah Limusnunggal sudah berbaur dengan warga sekitar. Sehingga sulit membedakan antara muncikari dengan warga biasa.

"Mucikari juga punya rumah letaknya berhimpitan dengan rumah warga. Rumahnya itu juga sering jadi tempat mesum," terang Asnan.

Sebagian bangunan liar rata dengan tanah setelah dibongkar menggunakan alat berat. Sebagian lainnya dibongkar sendiri oleh sang pemilik.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya