Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji Indonesia tahun ini akan menempati tenda baru saat menjalani wukuf di Arafah. Saat ini, pemasangan tenda terus dilakukan pihak perusahaan yang dikontrak Muassasah Asia Tenggara.
"Sampai saat ini sudah 60 persen yang terpasang. Insyaallah, minggu pertama atau kedua pada bulan Juli, pemasangan sudah selesai dan akan diserahkan penggunaannya oleh perusahaan kepada Muassasah Asia Tenggara," kata Menag Lukman Hakim Saifuddin usai meninjau progress pemasangan tenda di Arafah, Selasa 20 Juni 2017 waktu Arab Saudi.
Menurutnya, tenda Arafah tahun ini jauh lebih baik. Tenda dibuat dari bahan PVC yang tahan air dan tahan api. Selain itu, bahan PVC juga dapat menginsulator panas sehingga hawa dingin yang ada di dalam tenda tidak mudah keluar.
Advertisement
Lukman menambahkan, setiap tenda akan dilengkapi pendingin udara atau evaporatif air cooler. Sedangkan untuk konstruksi akan menggunakan baja yang kuat sehingga tidak gampang bergeser dan lebih tahan angin.
"Tiang-tiang tenda ditancapkan ke tanah dengan paku besi sepanjang 80-90 cm. Jarak antara tiang yang satu dengan lainnya 5 m. Antar tiang ditarik dengan pengikat berbahan aluminium yang kuat sehingga tenda tidak mudah goyah dan mampu menahan tiupan angin kencang," jelas dia.
"Tinggi atap tenda mencapai 3,5 m sehingga cukup menahan panas," sambung Lukman.
Staf Teknis Haji (STH) I Kantor Urusan Haji KJRI Jeddah Ahmad Dumyathi Basori yang mendampingi Lukman menambahkan, luas tenda Arafah bervariatif. Ada yang bisa menampung 180 orang, ada juga yang lebih luas sehingga bisa menampung lebih banyak lagi. "Space per jemaah 1,3 m di setiap tenda," kata Dumyathi.
Ia mengungkapkan, kualitas tenda yang seperti ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tenda Arafah yang digunakan jemaah haji Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya. Sampai musim haji 2016, tenda jemaah Indonesia bertiang besi seadanya, sejenis pipa yang sudah berusia puluhan tahun.
"Tenda (Jemaah Haji Indonesia) yang digunakan berbahan kain sejenis karung. Di setiap sudut, diikat dengan tali dan terkadang kawat, sementara bagian tengah tenda ditopang kayu atau bambu. Tenda semacam ini jelas tidak kuat menahan angin," ujar Dumyathi.