Pesawat Sukhoi Perkuat Perbatasan Sulut, Antisipasi Dampak Marawi

Sabtu siang sekitar pukul 11.00 Wita, sebuah pesawat TNI AU jenis Boeing 737 mendarat di Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi Manado.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 24 Jun 2017, 17:37 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2017, 17:37 WIB
20160817-Atraksi Sukhoi dan F-16 Meriahkan Hut RI ke-71
Enam pesawat tempur Sukhoi dan F-16 milik TNI Angkatan Udara memeriahkan Upacara Peringatan HUT RI ke-71 di Jakarta, Rabu (17/8). Mereka membentuk Arrow Head Formation pada ketinggian 800 kaki. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Manado - Memperkuat pengawasan wilayah perbatasan Sulawesi Utara – Filipina khususnya dari udara, empat pesawat tempur jenis Sukhoi dari Tarakan, Kalimantan Utara akan digeser ke Manado.

"Empat sukhoi ini akan bermarkas di Manado untuk memperkuat pengawasan dari udara, terhadap wilayah perbatasan Sulut – Filipina," ungkap Komandan Pangkalan Angkatan Udara Sam Ratulangi (Danlanudsri) Manado, Kolonel Penerbang Arifaini Nur Dwiyanto kepada wartawan, Sabtu (24/06/2017) siang.

Arifaini mengatakan, sebelumnya amada sukhoi ini merupkan bagian dari Operasi Perisai Ambalat yang mengawal wilayah perbatasan Kalimantan – Malaysia.

"Ini juga merupakan tindak lanjut dari kerja sama Trilateral antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia untuk menjaga wilayah laut dari terorisme dan bajak laut," papar Arifaini yang juga bertindak sebagai bertindak sebagai Komandan Satuan Pelaksana Operasi (Dansatlakops).

Sabtu siang sekitar pukul 11.00 Wita, sebuah pesawat TNI AU jenis Boeing 737 mendarat di Pangkalan TNI AU Sam Ratulangi Manado. Setelah transit sekitar 1 jam, pesawat itu melanjutkan perjalanan ke Makasar.

"Pesawat jenis pengintai ini mengangkut pilot sukhoi yang berganti tugas di Tarakan. Jadi dari Tarakan bergantian dengan pilot yang di Makasar," ujar dia.

Sementara itu, pilot pesawat sukhoi, Mayor Andry Libarsyah menambahkan, pihaknya telah melakukan operasi selama satu minggu terakhir ini dengan sandi Perisai Ambalat, dan selanjutnya mendukung Operasi Kilat Badik di perbatasan Filipina – Sulawesi Utara.

"Tugas-tugas kami adalah mengawasi, mengindetifikasi, bahkan melakukan penindakan jika memang diperlukan untuk pengamanan wilayah," ujar Andry.

Andry menambahkan, sebelum landing di Manado, mereka berangkat dari Tarakan dan bergerak ke arah perbatasan Filipina.

"Kami menyisir Pulau Jolo di Filipina hingga di atas Pulau Miangas Indonesia," tandas Andry.

Kapten Pilot Operasi Kilat Badik Skuadron Lima, Letkol Penerbang Hilman Ambarita mengungkapkan, hasil pengawasan selama lebih kurang dua pekan di wilayah perbatasan Filipina menunjukan situasi masih terkendali.

"Memang ada pergerakan sejumlah kapal nelayan menuju ke arah Filipina dari pulau Marore Sulawesi Utara. Namun setelah koordinasi dengan Pankalan Angkatan Laut Utama VIII Manado, tidak menunjukan indikasi yang mencurigakan," papar Hilman.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya