Kapolda Metro Akui Kecolongan Terkait Penusukan Brimob

Dua personel Brimob menjadi korban penyerangan seorang pria tidak dikenal di dekat Mabes Polri.

oleh Ika Defianti diperbarui 01 Jul 2017, 06:50 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2017, 06:50 WIB
Ilustrasi Penusukan
Ilustrasi Penusukan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan mengakui kecolongan terkait penyerangan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan. Padahal, kata dia, sudah terdapat beberapa kegiatan yang telah teridentifikasi.

"Beberapa kegiatan mereka bisa kita identifikasi. Ini salah satunya yang kita lolos," ucap Iriawan di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Juni 2017 malam.

Iriawan menjelaskan para pelaku sudah mengetahui keberadaan calon korban. Namun, dia mengatakan pihaknya belum mengetahui pasti keberadaan penyerang itu.

"Kita tidak tahu secara pasti apakah anggota Densus sudah mengikuti langkah-langkah mereka," kata Iriawan.

Dua personel Brimob menjadi korban penyerangan seorang pria tidak dikenal di dekat Mabes Polri. Seorang personel merupakan perwira pertama Brimob Mabes Polri.

Dua personel itu adalah AKP Dede Suhatmi dari Resimen I Gegana dan Briptu M Syaiful Bakhtiar dari Resimen 3 Pelopor.

Keduanya diserang usai salat Isya di Masjid Faletehan, tidak jauh dari Mabes Polri. Pelaku sempat memekikkan takbir dan mengacungkan senjata tajam.

Polisi berupaya meminta penyerang menyerah dengan dua kali tembakan peringatan. Namun, pelaku tak mengindahkan dan tetap menyerang. Polisi terpaksa menembak dan pelaku tewas di tempat.

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya