Liputan6.com, Jakarta - Setiap Jumat pertama pada awal bulan, pejabat dan PNS di Balai Kota Jakarta dilarang menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan dinas. Pilihannya tentu saja harus naik angkutan umum untuk menuju kantor.
Karena itu, selama dua bulan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat selalu naik taksi dari rumah dinasnya di kawasan Menteng menuju balai kota. Padahal, di area tersebut juga ada transportasi umum lain seperti bajaj. Lantas, apa alasan Djarot memilih taksi dibandingkan bajaj?
"Saya praktis aja lah kalau seperti ini, ngapain sih dibikin ribet. Yang penting kan sampai sini kan, entah saya naik taksi atau naik bajaj, naik motor, naik sepeda, yang penting sampai sini dengan baik dan selamat, gitu aja," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Jumat (7/7/2017).
Advertisement
Dia mengaku, bila ada bajaj yang kebetulan lewat maka dirinya akan naik bajaj. Meski demikian, Djarot menekankan inti kebijakan tersebut adalah agar pejabat naik kendaraan umum dan bisa berinteraksi dengan warga.
"Enaknya naik kendaraan umum begini lho, kita bisa komunikasi sama driver-nya lho. Jadi kita ngomong, ngobrol begitu ya. Pasti kan kebanyakan driver itu dari daerah. Saya tanya berapa tahun di sini, dia jawab 10 tahun. Pegang taksi berapa tahun, dia bilang dua tahun," ucap Djarot.
Tak hanya Djarot, saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok juga menggunakan angkutan umum untuk berangkat ke kantor setiap Jumat pertama di awal bulan. Bedanya, Ahok juga kerap naik Transjakarta selain menggunakan taksi.
Saksikan video di bawah ini: