Liputan6.com, Jakarta - Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) menggelar acara Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia dengan mengusung tema Memperkokoh Landasan Keislaman Nasionalisme Indonesia di Jakarta. Ratusan alim ulama dari berbagai daerah hingga Presiden Joko Widodo atau Jokowi hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan, Islam dan Pancasila bukan dua hal yang bertentangan. "Pancasila dan Islam bukan untuk dipertentangkan, bukan untuk dipisahkan. Pancasila itu dasar negara, Islam itu aqidah yang harus kita pedomani," kata Jokowi di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Baca Juga
Jokowi menyatakan, Pancasila menghormati dan berdampingan dengan Islam. "Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Pancasila menghormati ketuhanan, Pancasila berdampingan dengan Islam dan agama lain yang diakui," kata dia.
Advertisement
Di depan ratusan ulama NU itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa Islam Indonesia adalah Islam yang santun bukan yang radikal.
"Islam Indonesia, Islam moderat, Islam santun. Bukan Islam keras radikal. Islam radikal bukan islamnya MUI. Islam radikal bukan islamnya bangsa Indonesia," tegas dia.
Jokowi pun meminta ulama berperan aktif mempererat kerukunan antarumat beragama agar tak ada lagi agenda dan kelompok tertentu yang ingin mengganti dasar negara Pancasila.
"Kita harus pegang komitmen kebangsaan kita. Tidak boleh lagi di antaara kita ada agenda lain agenda politik yang terang terangan maupun sembunyi yang mau meruntuhkan NKRI. Tidak boleh lagi ada agenda mengganti negara kita dengan sistem kenegaraan yang bertentangan dengan Pancasila," ucap Jokowi.
Acara halaqah nasional ini dihadiri 700 alim ulama se-Indonesia, Presiden Jokowi dan sejumlah tokoh di antaranya Pengasuh Pondok Pesantren Sarang Rembang KH Maimun Zubair, Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, Wakil Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan.
Â
Saksikan video di bawah ini: