Liputan6.com, Ternate Indonesia sebagai negara kepulauan dengan berbagai ragam suku, budaya, dan sumber daya alam yang melimpah di masing-masing daerah telah melahirkan teknik eksplorasi tradisional dengan keunikan tersendiri. Seperti halnya di Ternate, Maluku Utara.
Kota yang terletak di bawah kaki gunung Gamalama ini memiliki kekayaan bahari yang melimpah, penduduk sekitar pun memanfaatkan kekayaan alam tersebut sebagai mata pencaharian utama. Namun, berbeda dengan daerah lain yang umumnya menangkap ikan laut menggunakan jala, di Ternate para nelayan masih menggunakan teknik pancing.
Lho, bukannya ikan laut akan malah akan sulit didapat? Ya, mendengar istilah memancing pasti langsung terbersit di pikiran Anda proses yang lama, seperti menyiapkan umpan, lalu menunggu lama sampai umpan disambar ikan.
Ya, ratusan ikan cakalang seolah begitu mudah dipancing oleh nelayan Ternate dan sepertinya begitu mudah untuk dipancing. Seolah tanpa henti terdengar suara orang memukul kayu dengan palu. Ternyata itu adalah suara ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) ukuran 3-4 kg yang berjatuhan di geladak.
Advertisement
Para pemancing tak meninggalkan tempat duduk. Mereka menarik joran, mengangkat ikan, lalu terlepas sendiri. Lalu bagaimana mereka melakukannya? Para nelayan ternyata telah memodifikasi mata pancing dengan menambahkan tali di pangkalnya, serupa mata pancing tetapi bagian ujung kail, pengait dilepaskan.
Untuk umpan cakalang, nelayan memakai ikan puri yang ditempatkan di kolam khusus yang berada di lambung kapal. Ikan puri juga diberikan lampu penerangan agar tidak mati.
Nelayan sekitar mengatakan waktu terbaik memancing cakalang adalah saat pagi hari dimana ikan-ikan senang mencari makan.
Kombinasi waktu yang tepat dan kail yang telah dimodifikasi membuat cakalang bak tersihir untuk mudah dikail. Itulah “keajaiban” memancing tradisional Cakalang bagi nelayan Maluku, terutama Ternate. Bisa dibilang, perairan Maluku Utara menjadi surga ikan-ikan bergizi tinggi seperti Cakalang, Tuna, Bobara dan lainnya.
Dan tradisi mancing tradisional Cakalang tetap lestari. Para nelayan Maluku Utara tidak tergoda beralih ke jenis pemancingan tidak ramah lingkungan. Sebut saja penggunaan pukat harimau hingga bom ikan yang begitu merusak ekosistem di dalamnya.
Bravo, maju terus mancing tradisional Cakalang Ternate!
Powered By:
Terios 7 Wonders: Wonderful Moluccas
#terios7wonders
#wonderfulmoluccas