Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Komaruddin Hidayat mengungkapkan, ajaran Islam yang dibawa masuk ke Indonesia memiliki ciri inklusif dan bermuatan tasawuf. Dengan begitu, Islam yang menyebar di Indonesia bersifat akomodatif serta toleran.
"Islam yang datang ke Indonesia bermuatan tasawuf dan dibawa para pedagang, bukan oleh militer. Bukan ekspansi kekuasaan seperti Islam yang disebarkan ke Eropa. Cirinya apa? Inklusif yaitu mencari teman, akomodatif, toleran," ujar Komaruddin dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (26/7/2017).
Baca Juga
Menurut dia, dengan semangat tasawuf, berdagang dan berdakwah secara damai, maka Islam amat mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pesisir yang juga merupakan pusat perdagangan.
Advertisement
Komaruddin memaparkan, penyebaran Islam, khususnya di wilayah pantai, juga punya andil membentuk komunikasi dan kohesi sosial Nusantara. Hal ini disebabkan penyebaran Islam menggunakan bahasa Melayu.
Ditambah lagi, peran para Wali Songo yang menjadikan simbolisasi keislaman Indonesia inklusif, santun, dan ramah.
"Kemudian Wali Songo menjadi simbol Islam yang akomodatif, santun, menghargai seni dan tidak frontal. Simbolisasi dari keislaman yang inklusif dan ramah," kata Komaruddin.
Dia menjelaskan, ada perbedaan antara umat Islam di Indonesia dengan Timur Tengah. Perbedaan tersebut tampak dari karakteristik umat Islam di Indonesia dengan perjuangkan demokrasi.
"Umat Islam di Indonesia punya jasa membangun akar-akar demokratisasi. Demokrasi itu cirinya partisipasi masyarakat, kebebasan bergerak, peduli pada politik negara. Ini yang tidak dimiliki di Timur Tengah," tutur Komaruddin.
Saksikan video menarik di bawah ini: