Menlu: Kasus Marawi Adalah Wake-up Call Kita

Dia menegaskan, Indonesia mempunyai kekuatan dalam pendekatan yang halus atau soft power.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Jul 2017, 13:28 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2017, 13:28 WIB
ISIS Filipina
Menlu, Panglima TNI dan Kapolri singgah ke Manado bahas ISIS Filipina, Kamis (22/6/2017). (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, kejadian di Marawi Filipina adalah peringatan awal bahwa ancaman teroris semakin nyata. Karena itu, dia menuturkan perlu penguatan antar-negara di tingkatan regional yang sama.

"Marawi bagi kita adalah wake-up call bagi kita semua. Jadi ancaman itu bukan hanya cerita dan harus merespon. Kita tak ingin berdampak kemana-mana. Jadi kita penguatan," ucap Retno di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Dia menegaskan, Indonesia mempunyai kekuatan dalam pendekatan yang halus atau soft power. Sehingga, salah satu yang dilakukan adalah kerja sama dengan berbagai negara.

"Seperti apa kata Presiden, Indonesia memberikan pengalaman yang banyak sekali. Itulah yang kita lakukan dalam pertemuan sub regional kali ini," jelas Retno.

Dia menuturkan, ada dua topik utama dalam pertemuan Sub Regional Cooperation Meeting on Fighting Terrorist Fighters and Cross Border Terrorism, Sabtu 29 Juli di Manado.

Pertemuan tersebut akan melibatkan Indonesia, Australia, Brunei, Malaysia, dan Filipina.

 

Saksikan video Menarik di bawah ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya