Pramono Anung: Bela Negara Akan Dipoles Lebih Kekinian

Pramono Anung mengatakan, konsep bela negara yang diusung tidak akan seperti wajib militer yang banyak diterapkan di berbagai negara.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 27 Jul 2017, 08:36 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 08:36 WIB
Sekteraris Kabinet Pramono Anung
Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginginkan nilai-nilai bela negara tertanam di setiap warga Indonesia. Bahkan, nilai-nilai ini bisa diajarkan kepada anak-anak sejak dini.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, konsep bela negara yang diusung tidak akan seperti wajib militer yang banyak diterapkan di berbagai negara. Pendekatan akan lebih banyak pada kebanggaan terhadap negara.

"Kita pendekatannya tidak seperti wajib militer. Bela negara itu membangun rasa kebanggaan terhadap negaranya. Jadi ini membuat ada dalam dirinya sebagai bentuk ketahanan," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 26 Juli 2017.

Sosialisasi bela negara tidak dogmatis seperti era sebelumnya. Materi yang disampaikan pun akan dibentuk dengan konsep kekinian sesuai dengan perkembangan zaman.

"Kekinian itu dalam arti mengikuti perkembangan zaman tidak dogmatis, dan menyentuh seluruh kehidupan masyarakat dan dilakukan secara masif sampai dengan tingkat masyarakat," tegas Pramono.

Saat ini, memang belum ada payung hukum dalam pelaksanaan bela negara. Tapi, ketika diperlukan, payung hukum akan disiapkan.

"Tadi sudah dirumuskan, kalau memang dibutuhkan, ya ada payung hukum disiapkan," ucap Pramono.


Saksikan video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya