Reaksi PKS Dengar Perindo Dukung Jokowi di Pilpres 2019

PKS dan Perindo sama-sama mendukung Anies-Sandi saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Agu 2017, 12:37 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2017, 12:37 WIB
Presiden PKS, Sohibul Imam.
Presiden PKS, Sohibul Imam. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Presiden PKS Sohibul Iman mengaku, partainya menghormati keputusan Partai Perindo yang akan mendukung Joko Widodo atau Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Menurut dia, setiap partai politik punya hitungannya sendiri.

"Kami menghormati sikap Perindo. Setiap partai politik punya kalkulasi politik masing-masing, sehingga pilihan politiknya pun beda-beda," ujar Sohibul di Jakarta, Kamis (3/8/2017).

Sohibul mengaku tak merasa dikhianati oleh Perindo lantaran pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, bersama-sama mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Sebab, kata dia, pada saat itu tidak ada kesepakatan apapun antara PKS dan partai pimpinan Hary Tanosoedibjo tersebut.

"Tidak (dikhianati), sebab event politiknya lain dan kami tidak ada kesepakatan apa pun," ucapnya.

Lalu siapa yang bakal diusung PKS pada Pilpres 2019 mendatang?

"Masih lama, sekarang masih konsentrasi pilkada 2018," ujar Sohibul.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Perindo Ahmad Rofiq mengungkapkan rencana dukungan terhadap Joko Widodo atau Jokowi dalam Pilpres 2019. Hal itu akan dibahas dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) akhir 2017.

"Terkait pencapresan, ini satu hal yang tidak bisa dihindari, harus tahun ini. Jokowi menjadi agenda besar Partai Perindo untuk dikaji, dibahas, dan pada akhirnya menjadi konsensus nasional dan kebijakan partai untuk memutuskan. Agenda pembahasan Jokowi menjadi agenda utama," ujar Rofiq.

Terkait alasan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanosoedibjo yang akan mengusung Jokowi dalam Pilpres 2019, menurut Rofiq, bukan hal yang mendadak. Dukungan ini muncul atas kebutuhan bangsa dan negara.

"Partai Perindo itu nasionalis, tidak menjadi partai komunal, tetapi menjadi partai inklusif, partai untuk semua, tidak harus internal yang didorong maju," jelas Rofiq.

Saksikan video di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya