Impian Nenek Buruh Cuci Tuna Wicara di Usia Senja

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nenek Tarwiyah bekerja sebagai buruh cuci di sebuah rumah kost yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

oleh Maria Flora diperbarui 04 Agu 2017, 13:38 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2017, 13:38 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Keterbatasan fisik tak membatasi semangat seorang nenek penyandang tuna wicara untuk bekerja. Meski usianya sudah tak muda, dia tak menyerah dengan keadaan.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (4/8/20170), nenek Tarwiyah (80) tinggal bersama anak laki satu-satunya di Matraman Dalam, Jakarta Timur.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, nenek Tarwiyah bekerja sebagai buruh cuci di sebuah rumah kost yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Sudah lebih dari 45 tahun, nenek tiga cucu ini berprofesi sebagai buruh cuci dengan gaji per bulan sebesar Rp 400 ribu.

Meski dirasa kurang, baginya itu sudah cukup untuk memenuhi ekonominya. Keluarga sempat memintanya untuk berhenti bekerja, namun Tarwiyah menolaknya.

"Saya nggak betah di rumah. Pusing kalau duduk di rumah. Lebih baik saya kerja," kata dia.

Semangat pantang menyerah nenek Tarwiyah yang tuna wicara itu sangat diapresiasi warga sekitar. Tak banyak yang diinginkan Tarwiyah di usia senjanya. Satu impiannya, yaitu selalu diberi kesehatan dan bisa melihat keluarganya bahagia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya