Liputan6.com, Jakarta - Calon Paskibraka Nasional 2017 asal Kalimantan Timur, Alfares Deo Simangunsong, sempat kesulitan menyesuaikan diri saat tinggal di asrama PP-PON Cibubur, Jakarta Timur.
Deo, begitu dia disapa, merasakan hal berbeda saat tinggal berjauhan dengan orangtuanya. Tinggal di asrama Paskibraka sudah tentu membuat siswa yang hobi bermain basket ini dituntut mandiri.
Berbeda, jika ia tinggal di rumah bersama orangtua, segala keperluannya sehari-hari sudah ada yang mengurusi.
Advertisement
"Sempat (sulit menyesuaikan diri). Karena kan kalau di rumah saya apa-apa dibantu sama mama. Sekarang harus sendiri, nyuci baju sendiri," kata Deo kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (4/8/2017).
Selama di asrama, siswa SMA 4 Tanjung Redeb Berau itu juga harus membiasakan diri bangun lebih pagi dan sarapan. Sementara di rumah, Deo terbiasa bangun siang dan tidak sarapan, apalagi jika hari libur.
"Kalau di asrama kan harus bangun dan sarapan pagi, subuh itu udah bangun," tutur laki-laki yang bercita-cita sebagai pilot itu.
Meski sempat kesulitan menyesuaikan diri, tidak menyurutkan semangat anak anggota DPRD Kalimantan Timur ini, untuk mengikuti diklat Paskibraka Nasional 2017.
Deo justru merasa kebiasaan-kebiasaan di asrama membuatnya menjadi pribadi yang lebih disiplin. Dia mendapat banyak pelajaran berharga selama mengikuti diklat, di antaranya rasa nasionalisme terhadap Tanah Air bertambah.
"Ya sekarang saya lebih disiplin dan rasa nasionalisme saya semakin besar untuk menjadi pengibar Bendera Merah Putih 17 Agustus nanti," ujar Deo yang lahir di Berau, 2 September 2001.
Sebanyak 68 calon Paskibraka Nasional 2017 mulai menjalani diklat di PP-PON Cibubur, Jakarta Timur mulai 15 Juli 2017. Mereka tinggal di Desa Bahagia, sebutan asrama untuk para calon pengibar bendera pusaka.