Liputan6.com, Jakarta - Politikus Gerindra yang juga seorang pengacara, Habiburokhman, berkicau soal Simpang Susun Semanggi. Dia menilai jalur tersebut rumit dan berakibat dirinya salah jalan.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Andri Yansyah, ruang Simpang Susun Semanggi cukup sederhana. Tidak serumit yang dibayangkan sebagian kalangan dan berdampak tersasar.
"Permasalahan soal kebiasaan. kalau sudah biasa sangat-sangat sederhana kok jalurnya. kecuali begini, dengan adanya simpang susun kita enggak boleh lewat jalan lama. baru masalah," ujar Andri, Jakarta (7/8/17).
Advertisement
Menurut Andri, pemasangan rambu lalu lintas sudah terpasang seluruhnya. Hanya saja keinginan masyarakat yang menginginkan Simpang Susun Semanggi ini seperti di tol.
"Cuma keinginan masyarakat kaya di tol gitu, 500 meter, 100 meter dan seterusnya. Jauh-jauh sebelumnya harus dikasih tahu gitu. Tapi kan lihat juga estetika kota," dia menjelaskan.
Sebelumnya, Habiburokhman mengaku tersesat saat melintas di layang non-tol tersebut. Kekesalannya akan melintasi Simpang Susun Semanggi tersebut akhirnya dia tuangkan pada media sosial Twitter.
"gara2 naik jembatan semanggi malah salah arah, mau ke Menteng jadi ke arah Senayan, ini siapa sich penggagasnya?" kicau dia.
Kicauan itu memicu beragam reaksi netizen. Pro dan kontra pun bermunculan. Mayoritas netizen justru menjadikan unggahan Habiburokhman itu sebagai bahan ejekan.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah, mengatakan, seharusnya politikus Partai Gerinda dapat berhati-hati saat melintasi Simpang Susun Semanggi. Sebab, jalan layang non-tol sepanjang 1,6 kilometer tersebut sudah terdapat rambu-rambu meskipun belum lengkap.
"Saya minta kepada Habiburokhman hati-hati, jangan kesasar. Harusnya kalau dia sudah lama di Jakarta enggak kesasar," ucap Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat 4 Agustus 2017.
(Apriana Nurul Aridha)