Kontroversi Pensiunnya Kina Si Paus Pembunuh Palsu Milik Militer AS

Puluhan tahun menjadi hewan penelitian, seekor lumba-lumba besar yang dikenal sebagai 'paus pembunuh palsu' bernama Kina akhirnya pensiun.

oleh Arnaz Sofian diperbarui 09 Agu 2017, 15:05 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2017, 15:05 WIB

Liputan6.com, Honolulu - Puluhan tahun menjadi hewan penelitian, seekor lumba-lumba besar yang juga dikenal sebagai 'paus pembunuh palsu' bernama Kina akhirnya pensiun. Namun, nasibnya setelah pensiun menjadi kontroversi.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Rabu (9/8/2017), Kina merupakan salah satu hewan penelitian milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang banyak berjasa dalam berbagai temuan penting selama tiga dekade terakhir. Kini, di usia 40 tahun, mamalia dengan panjang empat meter itu harus pensiun.

Para aktivis pecinta hewan mengira hewan itu akan segera menikmati masa pensiun di tempat penampungan berbasis laut. Namun, tahun 2015 lalu Kina ternyata dijual ke sebuah taman hiburan laut di Hawaii. Di taman hiburan tersebut Kina hidup bersama dua lumba-lumba yang telah jadi sahabatnya.

Meski mendapat kolam lebih besar dari kolamnya saat masih jadi hewan penelitian, nasib Kina menyulut unjuk rasa para aktivis pecinta hewan. Para aktivis menuntut agar Kina segera dilepaskan.

Menurut para aktivis, di taman hiburan laut, kesejahteraan mamalia laut seperti Kina tidak akan menjadi prioritas. Namun, mantan peneliti Kina menyebut merawat mamalia laut seperti Kina butuh biaya besar.

Oleh sebab itu, menempatkan paus pembunuh itu di taman hiburan di mana ia bisa menghasilkan uang adalah cara terbaik memastikan kesejahteraannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya