Liputan6.com, Jakarta - Dibacakannya naskah proklamasi yang ditandatangani Dwi Tunggal Sukarno - Hatta menandai lahirnya bangsa Indonesia. Hari itu, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan bangsa asing. Kemerdekaan yang direbut dengan darah dan air mata para pahlawan.
Sejak dikumandangkan 72 tahun yang lalu, setiap 17 Agustus bangsa Indonesia dengan suka cita merayakan kemerdekaan. Di penjuru Nusantara digelar upacara bendera mulai dari tingkat kecamatan hingga Istana Negara.
Di Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, Kalimatan Timur, upacara bendera diwarnai hujan yang turun sejak pagi. Tetapi hal itu tidak menyurutkan 31 pelajar SMA dan SMK yang bertugas sebagai pasukan pengibar bendera pusaka.
Advertisement
Tanah lapang berlumpur membuat pakaian mereka kotor dan bersusah payah melangkah di tanah yang becek. Beberapa anggota paskibraka bahkan sepatunya terlepas, namun mereka melanjutkan tugasnya hingga selesai.
Pengibaran bendera juga digelar di Istana Negara. Upacara diawali dari Monas dengan parade kirab yang diikuti 21 kerajaan dari Sabang sampai Merauke. Arak-arakan bergerak ke arah Istana dengan drumband.
Upacara bendera yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi berlangsung khidmat. Ada yang berbeda pada upacara bendera kali ini, di mana presiden, wakil presiden, dan seluruh tamu undangan mengenakan pakaian adat Nusantara. Hal ini menggambarkan Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa tetapi tetap satu Indonesia.
Kehadiran presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan presiden kelima Megawati Soekarnoputri memberikan warna tersendiri pada upacara HUT ke-72 RI di Istana Merdeka. Keduanya sempat bersalaman sambil saling melempar senyum.
Menurut anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila, Mahfud MD, kemerdekaan memiliki banyak makna positif yang harus disyukuri anak bangsa saat ini.
Kemerdekaan perlu dirayakan untuk mengenang jasa para pahlawan. Tetapi, yang lebih penting lagi adalah meraih cita-cita kemerdekaan.
Banyak hal sudah dicapai, termasuk pembangunan Trans Papua. Membangun di Papua bukan hal mudah karena harus membelah hutan, gunung, dan menyeberangi sungai. Trans Papua menghubungkan kota-kota besar dan wilayah pedalaman mulai dari Sorong di Papua Barat hingga Merauke Papua sepanjang 4.330 kilometer.
Tidak hanya pemerintah, masyarakat pun bisa ikut berkontribusi mengisi kemerdekaan mulai dari diri sendiri.
Namun demikian, masih banyak tantangan yang harus diselesaikan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Korupsi dan narkoba menjadi salah persoalan yang harus dituntaskan.
Korupsi terjadi mulai dari tingkat desa, kabupaten, provinsi, bahkan pejabat negara seperti hakim, polisi, menteri, hingga anggota DPR.
Indonesia juga masih menjadi salah satu tujuan utama penyelundupan narkoba. Beberapa waktu lalu polisi mengungkap upaya penyelundupan satu ton sabu di Anyer, Serang, Banten. Berdasarkan penelitian, dua dari 100 orang pelajar dan mahasiswa menyalahgunakan narkotika.
Mengisi kemerdekaan sesungguhnya perjuangan terus menerus mencapai cita-cita bangsa. Yaitu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.