Dosen Penyandang Cerebral Palsy Tak Mau Dianggap Sebelah Mata

Untuk memudahkan kegiatan sehari-hari di kampus, Agung menggunakan sepeda kecilnya.

oleh Mevi Linawati diperbarui 25 Agu 2017, 16:52 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2017, 16:52 WIB

Liputan6.com, Bekasi - Mempunyai keterbatasan fisik seringkali membuat orang mudah menyerah. Apalagi jika sempat ditolak menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi  karena memiliki keterbatasan fisik. Namun itu tak membuat Agung Pahlevi, seorang pemuda penyandang cerebral palsy atau gangguan syaraf motorik pantang menyerah.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (25/8/2017), Agung Pahlevi diangkat menjadi dosen tetap mata kuliah ekonomi pada 2016 lalu di salah satu perguruan tinggi di Bekasi, Jawa Barat .

Meski memiliki keterbatasan fisik, peraih gelar master di bidang ekonomi ini  tak mau dianggap sebelah mata apalagi dikasihani.

Untuk memudahkan kegiatan sehari-hari di kampus, Agung menggunakan sepeda kecilnya untuk membantu ativitasnya.

Agung adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sejak lahir, dia didiagnosa memiliki kelainan. Seiring pertambahan usia, kelainan pada tubuhnya semakin terlihat.

Dokter memvonis Agung menderita cerebral palsy atau gangguan pada syaraf motorik yang mengakibatkan sebagian tubuhnya susah digerakkan.

Namun kedua orangtua Agung tak berputus asa. Kini dosen mata kuliah ekonomi ini masih punya mimpi yang ingin diraih, yaitu gelar profesor. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya