Yudi Latif: Tanpa Pancasila, Tak Mungkin Segala Warna Bersatu

Yudi menilai, tanpa Pancasila, bangsa Indonesia tak akan tahu arah tujuan perjuangan yang telah diraih.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2017, 06:42 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 06:42 WIB
UKP Pancasila
Kepala UKP Pancasila Yudi Latif saat memberikan sambutan pada Festival Prestasi Indonesia yang diselenggarakan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila di JCC, Jakarta, Senin (21/8). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif menyampaikan bahwa Pancasila merupakan titik temu, titik pijak, dan titik tuju bagi bangsa Indonesia.

"Pancasila adalah titik temu yang memungkinkan segala warna bersatu, titik pijak yang menjadi landasan hukum, serta titik tuju ke mana bangsa ini diarahkan," ujarnya di sela diskusi Bhinneka Satu bertajuk "Pancasila BUKAN PancaSILAM" di House of Sampoerna Surabaya, Minggu, 27 Austus 2017.

Yudi mengatakan, tanpa Pancasila, maka bangsa Indonesia tak ada yang tahu ke mana akan diarahkan, karena memiliki keragaman agama, suku, bahasa hingga budayanya.

Dengan keragaman di Indonesia, kata dia, memberikan kekayaan maupun potensi luar biasa bagi bangsa, namun di sisi lain akan menjadi sebuah masalah jika tak ada titik yang menyatukannya.

"Titik itulah yang dinamakan Pancasila. Indonesia itu meski bermacam-macam dan berbeda, tapi tetap satu. Semisal, batik memiliki banyak motif asal berbagai daerah, tapi dunia memahami bahwa batik berasal dan merupakan kebanggaan Indonesia, apapun motifnya," ucap Yudi seperti dilansir dari Antara.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Pancasila yang Visioner

Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Hilmar Farid menilai bahwa keragaman sudah bukan waktunya membahas tentang baik atau tidaknya, tapi sebuah keharusan yang ditumbuhkan bagi seluruh masyarakat.

"Ini tidak lepas dari pendiri bangsa. Kita bersyukur pendiri Republik ini betul-betul visioner," kata aktivis yang juga dikenal sebagai sejarawan tersebut.

Sementara itu, pada diskusi yang dimoderatori oleh Direktur Utama LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat tersebut, juga menghadirkan Kepala Yayasan Pondok Kasih Hana Amalia Vandayani sebagai pembicara.

Usai diskusi, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Mindaugas Trumpaitis, secara resmi berkesempatan membuka pameran foto berjudul "Bhinneka Satu" yang menampilkan 72 karya foto menceritakan berbagai peristiwa kehidupan sosial dan budaya.

Tak itu saja, karya foto mengisahkan pluralisme masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga kini juga ditampilkan pada pameran yang digelar memperingati HUT ke-72 RI dan ulang tahun ke-104 PT HM Sampoerna Tbk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya