Liputan6.com, Jakarta - Ibunda Akbar Malik Azis, Asiyah, terkejut mendengar pria berusia 39 tahun ini membunuh sang istri yang merupakan pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN). Dia pun ingin bertemu dengan sang putra.
"Tadinya mau ke sana, mau ke Bogor. Tadi sudah sampai di Bogor, Emak barusan ini baru duduk. Pengen ketemu anak Emak, tapi belum boleh," ujar Asiyah saat ditemui di kediamannya di Warakas, Jakarta Utara, Selasa (6/9/2017).
Dia menganggap kejadian ini sebagai ujian dari Tuhan. Terlebih, kesehatannya sendiri tengah menurun setelah mendengar pembunuhan yang dilakukan anaknya.
Advertisement
"Semoga saja Emak dikasih kesehatan bisa ketemu anak Emak. Mungkin ini ujian Emak yang terakhir ini," kata Asiyah.
Padahal, dia seharusnya masih menjalani rawat inap di rumah sakit. Perempuan paruh baya itu didiagnosis dokter menderita jantung koroner. Namun, demi bertemu anaknya yang mengaku membunuh pegawai BNN, dia izin ke dokter untuk ke Bogor.
"Iya, tadi pagi Emak minta izin dulu. Nanti kata Emak masuk lagi sore. Kalau Emak sih kata dokter masih harus masuk ICU dulu," tutur Aisyah.
Saksikan video berikut ini:
Masih Diperiksa
Penyidik Polres Bogor masih memeriksa pembunuh pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) Bogor, Indria Kameswari, AM. Tersangka yang tak lain adalah suami korban itu masih bungkam terkait sejumlah hal.
"Yang bersangkutan memang amat-amat tidak kooperatif. Ini yang memberatkan yang bersangkutan juga," ujar Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky Pastika, saat dihubungi, Jakarta, Selasa, 5 September 2017.
Menurut dia, AM bungkam soal penyebab cekcoknya dengan korban, termasuk dugaan adanya faktor cemburu sebagai motif pembunuhan pegawai BNN tersebut.
AM, kata dia, juga menutup mulut tentang senjata api yang digunakannya untuk membunuh sang istri. Oleh karena itu, polisi belum bisa menyimpulkan soal kepemilikan senjata api tersebut, begitu pula soal asal senjata api itu.
"Jadi, ini kan masih kita dalami lagi. Untuk senjata api ini akan masih intensif kita lakukan pencarian," kata Dicky.
Advertisement