Aris Budiman: E-mail Novel Baswedan Beredar hingga Kejagung

Isi e-mail tersebut, menurut Aris, sudah menjatuhkan kehormatannya sebagai seorang atasan.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 08 Sep 2017, 08:21 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2017, 08:21 WIB
Direktur Penyidik KPK Penuhi Panggilan Pansus Angket DPR
Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Brigjen Pol Aris Budiman saat memenuhi panggilan Rapat Dengar pendapat bersama Pansus Hak Angke KPK, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Penyidikan (Dirdik) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Brigjen Pol Aris Budiman kesal dengan surat elektronik atau e-mail yang dikirimkan penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Isi e-mail tersebut, menurut Aris, sudah menjatuhkan kehormatannya sebagai seorang atasan. Dalam e-mail tersebut, Aris mengaku disebut tidak berintegritas oleh Novel.

"Saya dibilang tidak berintegritas, kemudian direktur terburuk sepanjang sejarah KPK, kemudian melanggar dan sebagainya," ujar Aris sebelum menjalani pemeriksaan di Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kamis, 7 September 2017 malam.

Lantaran disebut demikian oleh Novel, Aris pun melaporkan Novel Baswedan dengan pasal pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya.

Menurut Aris, e-mail yang dikirimkan Novel kepadanya itu dibagikan juga kepada hampir 40 alamat e-mail. Termasuk di dalamnya lima pimpinan KPK, Sekjen, Deputi, Kepala Biro Hukum hingga Wadah Pegawai KPK.

"Setelah itu kan tidak ada yang menjamin gadget kita ini enggak menyebar ke mana-mana. Dan saya yakin sudah menyebar ke mana-mana, karena kolega saya Pak Dirtut (Direktur Penuntutan) mengatakan sudah beredar juga ke Kejaksaan Agung," kata dia.

Menurut Aris, e-mail yang dikirim oleh Novel kepadanya dan dibagikan ke seluruh pejabat di KPK membuatnya tersinggung. E-mail tersebut dia terima 14 Februari 2017 lalu.

Tak ingin permasalahan tersebut muncul ke permukaan, Aris hanya mengadukan isi e-mail tersebut kepada pimpinan KPK dan Pengawas Internal KPK. Namun rupanya, menurut Aris, Novel kian menjadi-jadi.

"Kemudian 14 Agustus muncul rekaman itu. Enam bulan waktunya (sejak 14 Februari), dalam proses enam bulan itu kan belum ada penyelesaian, kemudian dengan lontaran ujaran Novel yang seperti itu saya lihat ini tidak akan bagus," terang Aris Budiman.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sudah Lama Ingin Lapor

Aris mengaku, dirinya sudah ingin melaporkan Novel di saat awal-awal dirinya menerima e-mail tersebut. Namun rupanya Novel terkena musibah dengan diserang air keras oleh orang tak dikenal.

"Artinya gini, nanti itu baca (e-mail) menurut saya, buat orang yang normal membaca itu pasti tersinggung. Tetapi ya saya katakan, saya berupaya tenang, pas dipanggil pimpinan saya ucapkan seperti itu," kata dia.

Ditanya lebih lanjut apakah pelaporan terhadap Novel tersebut merupakan dorongan dari Pansus DPR, Aris dengan tegas mengatakan tidak. Menurut dia, permasalahan dirinya dengan Novel tak berkaitan dengan institusi.

"Ooo enggak. Itu betul-betul personal saya. Pimpinan Polri, pimpinan KPK tidak ada, ini personal saya. Jangan dibawa-bawa lembaga KPK, Polri dan Pansus," kata Aris Budiman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya