Liputan6.com, Jakarta - Publik Tanah Air puas dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Presiden ke-7 ini telah memimpin Indonesia selama tiga tahun, dan kepuasan terhadapnya terus meningkat setiap tahun.
Hal ini diketahui dari hasil survei yang digelar Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Baca Juga
"Dari tahun ke tahun publik puas dengan kinerja Presiden," ujar Peneliti Politik dan Hubungan Internasional CSIS Arya Fernandes di Kantor CSIS, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2017).
Advertisement
Arya menjelaskan, berdasarkan hasil survei, tingkat kepuasaan publik terhadap kinerja Jokowi tahun 2015 sebesar 50,6 persen. Kemudian, pada 2016 naik menjadi 66,5 persen, dan pada 2017 naik menjadi 68,3 persen.
"Kepuasan publik meningkat terhadap tiga bidang utama, yakni bidang hukum, ekonomi, dan maritim," ucap dia.
Masih kata Arya, pada bidang hukum, kepuasan publik atas kinerja pemerintah di 2017 ini 64,0 persen. Sedangkan pada 2016 sebanyak 62,1 persen dan pada 2015 tercatat 51,1 persen.
"Di bidang ekonomi pada 2017 sebanyak 56,9 persen publik merasa puas. Pada 2016 tercatat 46,8 persen, dan di 2015 kepuasan publik 30,0 persen," kata dia.
Lalu di bidang maritim, pada 2017 sebanyak 75,5 persen publik merasa puas. Sedangkan pada 2016 tingkat kepuasan publik tercatat 63,3 persen dan pada 2015 kepuasan publik masih berada pada angka 59,4 persen.
Menurut Arya, naiknya tingkat kepuasan publik pada bidang ekonomi dikarenakan dalam kurun waktu lima tahun, kondisi pembangunan mengalami peningkatan.
"Dibandingkan lima tahun lalu, kondisi perekonomian keluarga tidak banyak mengalami perubahan, begitu juga kondisi perekonomian secara umum. Namun, kondisi pembangunan dianggap sangat baik dibandingkan 5 tahun yang lalu," paparnya.
Publik Optimistis
Sementara pada bidang hukum, lanjut Arya, kepuasan meningkat karena munculnya optimisme publik terhadap komitmen pemerintah Jokowi dalam bidang-bidang hukum.
Dia mencontohkan, dukungan memperkuat Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK), mendorong reformasi di kepolisian, dan keinginan memberantas mafia peradilan. Hal serupa, menurut Arya, juga terjadi pada sektor maritim.
"Optimisme publik di bidang maritim juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu, dan kenaikan yang cukup signifikan terjadi di bidang pembangunan infrastruktur maritim, seperti tol laut dan pelabuhan serta komitmen mewujudkan negara maritim yang besar dan memperkuat pertahanan maritim," jelas Arya.
CSIS menggelar survei dengan melibatkan 1.000 orang responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Penarikan sampel dilakukan secara acak menggunakan metode multi-stage random sampling.
Adapun margin of error kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Proses pengumpulan data dilakukan pada 23 sampai 30 Agustus 2017 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuisioner terstruktur.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement