Gubernur Papua: Bertemu Kapolri dan Kepala BIN Hanya Diskusi

Lukas mengatakan pertemuan dilakukan di rumah Kepala BIN di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 5 September lalu.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 16 Sep 2017, 06:52 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 06:52 WIB
Foto antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Gubernur [Papua ](3095576 "")Lukas Enembe, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpaw beredar viral di media sosial (Istimewa)
Foto antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Gubernur [Papua ](3095576 "")Lukas Enembe, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpaw beredar viral di media sosial (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Foto pertemuan antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Gubernur Papua Lukas Enembe, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpaw tersebar ke publik.

Kabarnya, pertemuan itu membahas rencana memasangkan Lukas Enembe dengan Paulus Waterpaw yang memang telah memastikan diri maju di Pilkada Papua.

Saat dikonfirmasi, Lukas Enembe membantah kabar tersebut. Namun dia membenarkan adanya pertemuan tersebut. Akan tetapi, tidak ada pembahasan mengenai Pilkada Papua. 

"Bukan itu (dipasangkan dengan Paulus)," ujar Lukas saat di Papua, Jumat, 15 September 2017.

Menurut Lukas, pertemuan itu memang terjadi. Tepatnya di rumah Kepala BIN di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 5 September lalu. Pertemuan, kata dia lebih kepada diskusi menganai kondisi Papua saat ini.

"Tapi banyak hal yang dilaporkan, dan minta petunjuk dari Kepala BIN," ujarnya.

‎Pertemuan itu, lanjut dia, membahas banyak hal. Salah satunya adalah mengenai kejadian paska pilkada serentak 2017. Seperti diketahui, ada beberapa kabupaten/kota di Papua yang melaksanakan pemilihan.

Lukas meminta kepada Kepala BIN agar disampaikan kepada Mendagri untuk segera dilakukan pelantikan.

"Bahkan ada lima wilayah yang PSU (pemilihan suara ulang). Sesuai putusan MK (Mahkamah Agung) harus segera dilantik. Saya meminta arahan agar tidak terjadi bentrok nanti," ucap dia.

 

Bahas Otonimi hingga PON

 

Pertemuan itu, kata Lukas, juga membahas mengenai pelaksanaan otonomi khusus di Papua. Menurut Lukas, pelaksanaan otonomi khusus di Papua tinggal 6 tahun lagi. Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah pusat menyiapkan grand design.

"Nah setelah otonomi khusus itu nanti seperti apa. Saya diskusi itu," lanjut dia.

Hampir di setiap Pilkada selalu terjadi permasalahan. Akibatnya, banyak pembangunan yang dilakukan, tapi kemudian hancur karena dibakar.

"Tentu rakyat juga yang kasihan," ucap dia.

Lukas menambahkan, dia juga sempat menyampaikan perkembangan pelaksanaan PON di Papua. Papua akan menjadi tuan rumah PON pada 2020.

"Kami meminta dukungan dari BIN dan Polri untuk mengamankan itu," Lukas Enembe menandaskan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya